TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor furnitur senilai US$70.000 alias setara Rp1,11 miliar produksi PT Inkase Indo Corpora. Produk tersebut bakal diekspor ke Prancis dan Amerika Serikat (AS). Budi mengatakan, PT Inkase Indo Corpora merupakan perusahaan furnitur nan menggandeng upaya mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai pemasok aksesori furniturnya.
“Pelibatan UMKM sebagai pemasok menunjukkan besarnya potensi produk UMKM dalam merambah pasar ekspor,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 23 November 2024.
Budi berambisi perusahaan lain dapat mengikuti pola kemitraan dengan UMKM dalam aktivitas ekspornya, seperti nan telah dilakukan oleh PT Inkase Indo Corpora.
Ia menuturkan dalam lima tahun terakhir, permintaan bumi untuk produk furnitur tercatat menjanjikan dengan tren sebesar 15,98 persen dan nilai pasar US$764,97 miliar. Adapun Indonesia menempati ranking ke-21 sebagai eksportir furnitur bumi dengan tren pertumbuhan 3,63 persen, alias senilai US$1,83 miliar pada tahun 2023.
Peningkatan ekspor ini, kata Budi, kudu sejalan dengan peningkatan ekspor produk UMKM. Dia pun menyoroti rendahnya rasio kewirausahaan UMKM nan hanya sekitar 3,47 persen.
“Sementara itu, untuk menjadi negara maju, rasionya kudu 10 hingga 12 persen. Oleh lantaran itu, kudu kita tingkatkan,” kata dia.
Dalam aktivitas tersebut, Budi membujuk para pelaku UMKM berasosiasi dalam salah satu program Kemendag ialah UMKM Berani Inovasi, Siap, Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor). Program ini merupakan program pendampingan UMKM untuk meningkatkan kapabilitas produk serta pemasaran. Program ini juga memberikan training agar UMKM dapat berinovasi sehingga bisa beradaptasi untuk menghadapi tantangan pasar global.
“Pelatihan ini termasuk training manajemen untuk kebutuhan ekspor,” kata dia.
Selain itu, kata Budi, Kemendag juga mempunyai perwakilan perdagangan di luar negeri nan dapat dihubungi untuk membantu pemasaran produk UMKM di kancah global. Dia mengklaim, kementeriannya bakal terus memperbanyak perjanjian jual beli dengan negara mitra untuk mempermudah ekspor UMKM.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mengatakan, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional sekitar 11 persen. Dia menilai, nomor ini relatif rendah mengingat peran UMKM terhadap perekonomian Indonesia cukup besar.
“Padahal UMKM mempunyai peran besar dalam perekonomian nasional, UMKM menyumbang 60,5 persen dari PDB dan menyerap sekitar 97 persen dari tenaga kerja nasional,” ujarnya saat ditemui dalam aktivitas pembukaan Women-Led SME’s Dialogue Forum on Trade, Selasa, 5 November 2024.
Roro mengatakan, rendahnya kontribusi UMKM pada ekspor nasional ini tidak terlepas dari persoalan UMKM nasional, ialah rendanya produktivitas, ketidaklengkapan manajemen dan legalitas usaha, serta lemahnya perencanaan manajerial dan finansial, hingga keberlangsungan UMKM tersebut.