TEMPO.CO, Jakarta - Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin awal hari, 4 November 2024, menyebabkan 10 penduduk meninggal, sekitar 10 ribu korban mengungsi dan 4 airport tidak bisa beroperasi.
"Jumlah korban meninggal akibat letusan Gunung Lewotobi sebanyak 10 orang. Korban meninggal ini nan sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Flores Timur Fredy Moat Aeng.
Fredy nan sedang berada di letak kejadian mengatakan proses pencarian korban di reruntuhan gedung nan hancur tertimpa batu-batuan dari puncak Gunung Lewotobi tetap terus berlangsung.
Menurut dia, korban meninggal umumnya lantaran tertimpa batu berukuran besar dari puncak gunung dan menembus genting rumah warga.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur menetapkan status tanggap darurat pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang nan menimbulkan korban jiwa dan kerusakan pada rumah dan gedung di wilayah itu.
“Untuk status saat ini sudah tanggap darurat, sehingga siaga darurat dicabut,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Flores Timur Avelina Hallan saat dihubungi dari Kupang.
Erupsi nan mulai terjadi pada pukul 23.57 WITA, Minggu itu, menimbulkan kerusakan rumah dan gedung di bawah kaki gunung tersebut.
Wilayah terdampak erupsi berjumlah enam desa di Kecamatan Wulanggitang, ialah Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Boru, Boru Kedang dan Pululera serta satu desa di Kecamatan Ile Bura ialah Dulipali.
Warga sudah diungsikan ke tiga desa ialah Konga, Lewolaga, Bokang di Kecamatan Titehena. “Tenda-tenda untuk pengungsi juga sudah didirikan untuk menampung para pengungsi,” ujar dia.
Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari level III Siaga menjadi Level IV hati-hati mulai 3 November pukul 24.00 WITA.
Peningkatan status tersebut berasas hasil pertimbangan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki periode 23 Oktober – 3 November 2024 pukul 18.00 WITA, kata Kepala PVMBG P Hadi Wijaya dalam keterangan nan dilaporkan di Kupang, Senin.
"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas vulkanik pada Gunung Lewotobi Laki-laki nan cukup signifikan," katanya.
Iklan
4 Bandara Berhenti Beroperasi
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia alias AirNav Indonesia Cabang Kupang melaporkan ada empat airport di Pulau Flores tidak beraksi sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
“Ada empat airport nan ditutup dengan adanya erupsi Gunung Lewotobi,” kata General Manager Airnav Cabang Kupang I Nyoman Oka Wiraman saat dihubungi di Kupang, Senin.
Empat airport nan ditutup sementara itu adalah Bandara H Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, Soa Bajawa dan Gewayantana di Larantuka, serta Bandara Frans Seda Maumere Kabupaten Sikka.
Untuk Bandara Frans Seda Maumere, menurut dia, sudah tidak beraksi selama kurang lebih dua bulan lebih sebagai akibat dari erupsi gunung tersebut.
Tiga airport lainnya diputuskan tidak beraksi sementara setelah adanya surat dari pihak maskapai ialah Wings Air nan membatalkan sejumlah penerbangan ke tiga letak tersebut.
Ia mengatakan, pihak maskapai cemas adanya debu vulkanik berakibat pada keselamatan penerbangan.
Kepala Bandara Ende Patah Atabri dihubungi dari Kupang mengatakan pada dasarnya Bandara Ende tidak melakukan penutupan, namun maskapai nan membatalkan penerbangan ke Ende lantaran erupsi.
Ia mengatakan, pihak maskapai melaporkan erupsi nan terjadi pada pukul 4.30 WITA pagi tadi mengakibatkan abu vulkanik beterbangan hingga abu tersebut menutup ruang pandang pilot.
“Penerbangan nan dibatalkan mulai hari ini hingga beberapa hari ke depan hingga cuaca normal kembali,” ujar dia.
Pilihan Editor Dirut dan Komut Pertamina Dijabat Kader Gerindra