Diskusi Daring Bahas Fufufafa 'Diserang' Video Porno

Sedang Trending 2 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Yogyakarta, CNN Indonesia --

Diskusi daring nan diselenggarakan Pusat Studi Agama dan Demokrasi Universitas Islam Indonesia (PSAD UII) Yogyakarta membahas seputar akun Fufufafa diwarnai tindakan vandalisme digital berupa gambar vulgar hingga video mengandung unsur pornografi.

Diskusi daring via zoom berjudul "Fufufafa: Pemilik, Implikasi Hukum dan Etik" ini menghadirkan narasumber Ismail Fahmi selaku Founder Drone Emprit serta PT Media Kernels Indonesia dan Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini. Acara ini diikuti secara daring oleh puluhan peserta.

Berdasarkan pantauan saat obrolan diselenggarakan, Kamis (19/9) kemarin, aktivitas mulanya melangkah relatif normal ketika para narasumber menyampaikan paparannya. Meski Fahmi sempat menyebut ada gangguan pada materinya, di mana kala itu layar presentasinya berubah ungu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat obrolan telah separuh jalan lebih, di tengah sesi tanya jawab mendadak layar berubah menampilkan video pendek tak senonoh alias mengandung unsur pornografi selama beberapa detik sebelum kembali seperti semula.

Beberapa peserta mengecam tindakan tersebut, menyebutnya sebagai perbuatan niradab hingga mengganggu jalannya diskusi.

"Terdapat tindakan vandalisme digital nan mengganggu jalannya obrolan online ini. Beberapa peserta telah mencoret-coret materi obrolan dengan gambar vulgar, termasuk simbol-simbol nan merendahkan, serta menghidupkan video pornografi nan tidak pantas," demikian bunyi salah satu poin pada siaran pers rangkuman aktivitas obrolan nan diterbitkan Jumat (20/9) malam.

"Tindakan ini tidak hanya merusak suasana obrolan nan konstruktif, tetapi juga menciptakan lingkungan nan tidak kondusif bagi peserta lainnya," lanjutnya.

Adapun dari obrolan kemarin para pembicara dan tim PSAD UII menyimpulkan bahwa akun Fufufafa nan disebut-sebut milik wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, telah menjadi residu politik digital dan merusak percakapan politik digital nan sehat.

Temuan Drone Emprit

Dalam obrolan tersebut, Drone Emprit memaparkan selama 29 Agustus-18 September 2024 telah memantau beragam platform media sosial, seperti X (Twitter), TikTok, Instagram, Facebook, dan Youtube. Hasilnya, ditemukan perubahan percakapan nan intensif, masif, dan condong meningkat. Karakter percakapan ini cukup unik lantaran berbeda dari percakapan pada rumor politik serupa nan condong lesu sepekan usai rumor bergulir.

"Hal ini juga berangkaian dengan karakter netizen Indonesia nan polanya condong sigap melupakan sebuah rumor ketika muncul rumor nan baru lagi," tulisnya.

Kesimpulan lain, topik percakapan dan reaksi netizen di setiap media sosial berbeda-beda nan merugikan ruang publik digital, memperkeruh dinamika politik dan akhirnya mereduksi ruang kerakyatan digital.

Dia mengatakan untuk di media sosial X (Twitter), percakapan condong kontroversial nan didominasi dengan emosi kemarahan (anger) lantaran kedudukan publik diberikan kepada orang nan tidak kompeten. Pada TikTok, topik percakapan seputar keterkaitan akun Fufufafa dan Gibran, serta dampaknya terhadap situasi politik menjelang pelantikan Gibran sebagai wakil presiden.

Pada Youtube, topik percakapan berkisar pada akibat politis dan etis dari dugaan kepemilikan akun Fufufafa oleh Gibran, serta gimana rumor ini menjadi kontroversi nan berpotensi mempengaruhi stabilitas politik menjelang pelantikan.

Facebook dan Instagram, pusaran topiknya didominasi percakapan mengenai akibat politik dan integritas digital Gibran sebagai Wakil Presiden terpilih.

Diskusi selain itu menyimpulkan bahwa, akun Fufufafa mengandung unsur tindakan nan menjadikan wanita sebagai objek dalam beragam postingannya, perihal ini merupakan corak seksisme. Objektivikasi ini mencerminkan relasi kuasa patriarki nan merugikan, di mana wanita diperlakukan sebagai obyek nan dapat dieksploitasi dan direndahkan.

"Kebencian nan ditujukan kepada wanita dalam konten-konten tersebut sangat kentara dan kudu ditanggapi dengan serius," lanjut siaran pers itu.

Terhadap serangkaian catatan di atas, PSAD UII menyatakan kepada para politisi dan pengurus partai politik, diharapkan mengadakan rekonstruksi pendidikan politik dan kaderisasi partai politik agar politisi partai mempunyai literasi digital dan beretika politik dengan baik. Jangan sampai ada politisi partai nan perilaku digital dan politiknya tidak etis dan tidak terpuji.

Sementara kepada pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika, agar tidak menutupi akses info mengenai kepemilikan akun Fufufafa sebagai upaya digital publik. "Media sosial jangan menjadi tempat sampah digital tentang pikiran-pikiran jelek seseorang nan dalam jangka pendek merusak tatanan kebebasan berekspresi sebagai pilar demokrasi," tutup siaran pers tersebut.

Lebih dari sepekan lalu,  Menkominfo Budi Arie Setiadi mengklaim akun Fufufafa bukan milik Gibran. Budi Arie mengatakan info mengenai pemilik akun fufufafa bakal diumumkan ketika pihaknya telah menemukan identitas pemilik akun.

"Nanti kelak diumumin jika tahu siapa nan punya, kelak diumumin. nan pasti bukan punya Mas Gibran," kata Budi Arie di Kantor Kominfo, Jakarta, Kamis (12/9).

Dia nan juga Ketua Umum Projo itu menyatakan Kemenkominfo tahu akun tersebut bukan milik Gibran setelah melakukan pelacakan. Namun, Budi Arie tidak memberi tahu siapa pemilik akun tersebut lantaran tetap melakukan penelusuran kala itu.

(kum/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional