DKPP Prediksi Banyak Pelanggaran Etik Penyelenggara di Pilkada 2024

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memprediksi bakal banyak kejuaraan nan masuk mengenai pelanggaran etik di Pilkada 2024 mendatang.

Hal itu disampaikan Ketua DKPP Heddy Lugito berkaca dari penyelenggaraan pilkada sebelumnya.

"Pilkada itu biasanya lebih banyak pengaduan ke DKPP," ujar Heddy dalam aktivitas publikasi sidang dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu di Hotel Vertu Harmoni, Jakarta, Rabu (8/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heddy menjelaskan pengaduan ke DKPP itu bertalian dengan kedekatan hubungan antara penyelenggara pemilu dengan peserta pilkada.

"Karena Pilkada ini, apalagi Pilkada serentak, kenapa sering terjadi jumlah pengaduan? Dan kenapa sering terjadi pelanggaran etik? Karena hubungan antara penyelenggara pemilu di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan peserta pemilu lebih dekat," kata Heddy.

Hubungan nan dekat, kata dia, membikin potensi pelanggaran kerap terjadi. Menurutnya perihal itu bisa saja marak terjadi di Pilkada 2024 mendatang.

"Nah ini memungkinkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran etik di saat pilkada serentak nan insyaAllah bakal diselenggarakan pada tanggal 27 November," sambung dia.

Keluhkan anggaran

Di kesempatan nan sama, Heddy juga menyatakan DKPP mengalami kekurangan anggaran.

Di 2023 mendapat anggaran sekitar Rp91 miliar. Ia pun menyebut jumlah anggaran itu cukup. Kendati demikian, Heddy mengatakan anggaran DKPP pada 2024 hanya mencapai Rp67 miliar.

"Artinya selama tahun 2024 ini, kira-kira kekurangan DKPP itu kekurangan anggaran sekitar Rp15-Rp20 miliar," kata dia.

Tak hanya itu, Heddy apalagi membandingkan anggaran DKPP dengan KPU dan Bawaslu nan juga sesama lembaga penyelenggara pemilu.

"Serba kurang DKPP itu. Kalau mungkin penyelenggara nan lain serba lebih, kita serba kurang. KPU itu itu anggarannya serba lebih sekian triliun, Bawaslu sekian triliun. DKPP hanya Rp67 miliar. Bayangkan. Rp67 miliar tahun ini," kata dia.

Selain perkara anggaran, Heddy juga mengatakan DKPP mengalami kekurangan sumber daya manusia (SDM).

Heddy menyebut jumlah pegawai DKPP saat ini adalah 120 orang. Ia menerangkan, kajian Kementerian Dalam Negeri menyatakan DKPP mestinya mempunyai pegawai sebanyak 215 orang.

"Kami memerlukan bukan hanya anggaran, tapi SDM nan cukup untuk menangani semua perkara ini. Kalau SDM-nya tetap kurang, pasti bakal kewalahan. SDM nan tersedia sekarang ini sekitar 50 persen dari jumlah kebutuhan ideal," imbuh dia.

(pop/bmw)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional