TEMPO.CO, Badung - Soft Comodity Analyst Bloomberg Alvin Tai merespons kemenangan Donald Trump pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024. Dia memprediksi, ke depannya, Trump bakal meningkatkan tarif impor used cooking oil (UCO) dari China.
“Saya pikir bakal ada kenaikan nan bersambung kali ini, khususnya pada impor UCO dari China,” ujarnya dalam aktivitas 20th Indonesian Palm Oil Conference and 2025 Price Outlook (IPOC 2024), Jumat, 6 November 2024, di Nusa Dua, Bali.
Alvin mengatakan, saat ini, China memasok 60 persen dari total impor UCO Amerika Serikat. Potensi kenaikan tarif ini, kata dia, menjadi area rentan nan dapat mempengaruhi ruang global.
Meski demikian, dia menyebut, tidak seorang pun dapat memberi gambaran pasti mengenai perubahan lanskap perekonomian dunia selama kepemimpinan Trump ke depan.
“Saya pikir, tidak ada nan bisa mengatakan dengan pasti gimana lanskap bakal berubah dalam empat tahun ke depan,” kata dia.
Di sisi lain, Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonedia (GAPKI) Joko Supriyo mengatakan potensi kenaikan tarif impor bagi China ini, memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk masuk ke pasar Amerika.
“Jadi, jika ini menjadi masalah bagi China, semestinya menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mengekspor UCO ke Amerika,” kata Joko.
Sebelumnya, Kepala Kajian Ekonomi Hijau dan Perubahan Iklim Universitas Indonesia Alin Halimatussadiah mengatakan pemerintah kudu mencegah potensi greenflation di sektor ekspor minyak jelantah. Alin mengatakan di Eropa dan Amerika, minyak jelantah dijadikan bahan baku biofuel untuk mencapai transisi energi.
“Permintaan minyak jelantah di Indonesia cukup tinggi, sehingga perlu adanya ketetapan nilai maksimum,” kata Alin dalam aktivitas desiminasi naskah akademik tata kelola dan tata niaga minyak jelantah di Jakarta, Senin, 5 Agustus 2024.
Menurut dia penetapan nilai tertinggi minyak jelantah sudah selayaknya diimplementasikan. Sebab dari nilai ekspornya, minyak jelantah sudah bisa dikategorikan sebagai komoditi.
Traction Energy Asia mencatat pada 2023 indonesia mengekspor 173 kiloton jelantah ke Eropa. Jika dikonversikan jumlah itu setara dengan 173 juta kilogram. Adapun nilai tertinggi minyak jelantah pada 2022 mencapai Rp30 juta per ton.
Untuk menetapkan nilai tertinggi minyak jelantah, Alin mengatakan kudu ada izin nan menetapkan minyak jelantah merupakan komoditi terlebih dahulu. Lagi pula, Alin memandang belum ada izin nan menyatakan minyak jelantah sebagai limbah secara jelas.
Nandito Putra berkontribusi dalam tulisan ini.