ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah drama terjadi sejak pencalonan hingga penutupan pendaftaran Pilkada 2024. Dari mulai calon nan mengundurkan diri hingga Anies Baswedan yang urung maju di Pilkada DKI Jakarta dan Pilkada Jawa Barat.
Berikut sejumlah drama nan terjadi sejak pencalonan hingga detik-detik terakhir pendafaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies Baswedan gagal maju Pilkada
Anies Baswedan tak ikut dalam kontestasi Pilkada 2024. Ia kandas maju di DKI Jakarta ataupun Jawa Barat.
Di Jakarta, PDIP nan sempat dikabarkan mengusung Anies, akhirnya memilih Pramono Anung-Rano Karno.
Jauh sebelum PDIP memberikan sinyal mendukung, Anies sudah dapat support dari PKS. Bahkan, PKS menduetkannya dengan eks Presiden PKS Sohibul Iman. Tagline 'AMAN' apalagi sudah disiapkan. Namun PKS berbalik arah dan gabung ke gerbong Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
NasDem dan PKB nan sudah menyampaikan support secara lisan kepada Anies juga kembali badan. Mereka ikut mengusung Ridwan Kamil-Suswono. Suswono adalah kader PKS yang pernah jadi Menteri Pertanian.
Gagal di Jakarta, rumor mencuat Anies akan dicalonkan di Jawa Barat. Pengusungnya kembali disebut PDIP. Bendahara DPC PDIP Bandung Folmer Siswanto bahkan menyebut kesempatan Anies 95 persen.
Namun hingga Kamis (29/8) sore alias hitungan jam jelang penutupan pendaftaran, rumor Anies maju di Pilkada Jabar belum juga bisa dikonfirmasi. Padahal ada berita menyebut Anies udah ada di Bandung untuk mendaftara.
Di Pilkada Jabar Anies disebut bakal berpasangan dengan Ono Surono, Ketua DPD PDIP Jawa Barat.
Belakangan PDIP mengusung Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja. Itu pun diketahui di detik-detik akhir pendaftaran lantaran pasangan calon nan didaftarkan tak ikut datang saat pendaftaran.
KPGAA Mangkunegara X (Gusti Bhre) urung maju di Surakarta
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X alias Gusti Bhre mundur dari pencalonan Wali Kota Solo. Hal ini disebabkan adanya penolakan dari family besar Mangkunegaran.
Padahal, dia telah mengantongi support Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus nan beranggotakan Gerindra, Golkar, PSI, PAN, PKS, dan PKB. Bhre diwacanakan berduet dengan Rektor Universitas Surakarta (UNSA) Astrid Widayani.
Usai Gusti Bhre mengundurkan diri, KIM Plus pun mengalihkan support ke Ketua HIPMI Solo Respati Achmad Ardianto. Pria nan biasa disapa Ardi itu adalah keponakan politikus senior Golkar Akbar Tanjung.
Sekar Tanjung batal maju di Surakarta
Keputusan Bhre tak lama kemudian diikuti pengumuman mundur Ketua DPD Partai Golkar Kota Solo Sekar Tanjung dari pencalonan Wali Kota Solo, Rabu (28/8). Ia pun mendukung Respati Ardi nan maju berbareng Astrid Widayani.
Sekar mengatakan perihal itu merupakan keputusan berat. Sebab, selama beberapa bulan terakhir, dia gencar menggalang support dari beragam partai untuk meraih tiket pencalonan pada Pilkada 2024.
Sekar apalagi telah mendaftar sebagai kandidat Wali Kota Solo lewat Partai Gerindra dan PSI. Namun, Sekar mendapat perintah langsung dari Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia untuk mendukung pasangan nan diusung KIM Plus di Solo.
Riza Patria-Marshel Widianto mundur dari pencalonan di Tangsel
Ahmad Riza Patria dan Marshel Widianto disiapkan untuk maju di Pilkada Tangerang Selatan. Mereka diusung oleh Gerindra dan telah mendapat support dari beberapa parpol lain.
Secara mengejutkan, Riza menyatakan mundur sebagai kandidat. Eks Wakil Gubernur Jakarta itu menyebut ada penugasan lain dari partai. Marshel juga batal maju.
Alhasil, partai politik pendukung Riza-Marshel pun mengalihkan support ke calon petahana Benyamin Davnie-Pilar Saga, pasangan calon petahana di Tangsel.
Belakangan, Gerindra menyatakan Riza ditugaskan untuk memenangkan Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub DKI Jakarta. Partai ketua Prabowo Subianto itu berdasar lantaran Riza merupakan Ketua DPD Gerindra Jakarta.
Dico Ganinduto tak jadi ke Semarang dan Kendal
Dico Ganinduto nan merupakan Bupati Kendal disiapkan untuk maju pada Pilwalkot Semarang. Ia mengantongi support dari Golkar dan PSI. Namun, KIM akhirnya justru mengusung Yoyok Sukawi-Joko Santoso.
Dico kemudian mendaftar ke KPUD Kendal sebagai bakal calon Bupati Kendal lewat PKB jelang penutupan pendaftaran.
Namun, KPU menolak pendaftaran Dico lantaran PKB telah mengusung pasangan Dyah Kartika dan Benny Karnadi.
Ketua KPU Kendal Kasanudin mengatakan penolakan terhadap Dico-Ali Nurudin berasas patokan UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada dan PKPU Nomor 8 Tahun 2024.
KPU Kendal akhirnya mengembalikan berkas pencalonan Dico kepada Ketua DPC PKB Kabupaten Kendal M. Makmun.
Aulia Rachman gagal di Medan
Aulia Rachman batal maju sebagai calon Wali Kota Medan. Tiga partai pengusungnya tiba-tiba mencabut support sehari menjelang pendaftaran ke KPU. Ketiga partai itu ialah Demokrat, PSI, dan PKS.
Aulia Rachman merupakan kader PSI dan saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Medan. Dia menjadi kepala wilayah berbareng Wali Kota Medan Bobby Nasution setelah memenangkan Pilkada Medan 2020 silam.
Ketua Tim Pemenangan Aulia Rachman, Ardian Denny mengatakan kegagalan maju di Pilkada Medan lantaran cawe-cawe nan dilakukan partai nan tergabung dalam KIM Plus.
Padahal, kata dia, ketiga partai itu sebelumnya sudah memberikan blangko support berupa B1 KWK kepada Aulia Rachman. Namun, sehari menjelang pendaftaran, support itu tiba-tiba ditarik tanpa argumen nan jelas.
(lna/tsa)
[Gambas:Video CNN]