TEMPO.CO, Medan - Sistem Pendataan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Medan menyebut, jumlah UMKM pada 2023 sebanyak 38.343, nomor ini nyaris 40 persen dari jumlah UMKM di Sumatera Utara nan sebanyak 1,16 juta. UMKM dinilai sebagai salah satu kontributor terbesar perekonomian kota metropolitan ini.
Lion Parcel mendukung para pebisnis mengembangkan usahanya lewat beragam inisiatif dan inovasi. Fokusnya, menjangkau lebih banyak pengguna seperti para pelaku UMKM, social commerce dan seller di Medan. Salah satu inisiatif nan dilakukan adalah menurunkan tarif ongkos kirim alias ongkir untuk rute antarkota di Pulau Sumatera, nama programnya Ongkir Anjlok.
Chief Marketing Officer Lion Parcel Kenny Kwanto mengatakan, Medan adalah ibu kota provinsi dan pusat perekonomian di Sumut nan mendorong demand terhadap pengiriman barang. Menurutnya, program Ongkir Anjlok bisa menjadi pilihan ekspedisi untuk pelaku usaha. Contohnya rute Medan-Pekanbaru dan Medan-Padang, tarifnya lebih kompetitif dibanding ekspedisi lain.
"Pengiriman ke Medan mulai Rp6.000-an. Ongkir ke Pekanbaru mulai dari Rp10.500, Banda Aceh Rp11.000, Padang Rp11.100 dan Batam Rp23.900. Menurut kami, di tengah persaingan pasar nan ketat, dibutuhkan penemuan untuk tetap relevan menjawab kebutuhan masyarakat bakal jasa pengiriman nan berkualitas," kata Kenny, Kamis kemarin.
Pihaknya mendukung program pemerintah agar UMKM naik kelas. Saat ini, jasa ekspedisi punya peran krusial mendongkrak pertumbuhan UMKM dan ongkir menjadi salah satu pertimbangan utama pengguna ketika shopping online.
"Kalau ongkir-nya murah dan kualitas tetap terjaga, berfaedah Lion Parcel membantu UMKM menjangkau pasar nan lebih luas. Menurut kami, di tengah persaingan pasar nan ketat, dibutuhkan penemuan untuk tetap relevan menjawab kebutuhan masyarakat," ucap Kenny.
Penyesuaian ongkir rute antarkota Pulau Sumatera bertindak untuk transaksi via mitra pemasok alias aplikasi di jasa Regpack, Jagopack dan Bosspack. Lion Parcel mempunyai ribuan mitra agen, kurir dan armada nan bakal mendukung operasional. Saat ini, di Medan ada 50 armada untuk antar barang, 70 kurir dan 250 pemasok aktif. Belum termasuk di kota-kota lain di Sumut.
"Untuk menjadi agen, kami nan termurah dibanding kompetitor. Harga normalnya Rp5 juta-an. Khusus hari ini, potongan nilai 50 persen, itu pun kita kembalikan dalam corak saldo dan materi promo," sebut Kenny.
Selain penyesuaian tarif ongkir, pihaknya terus memperluas pengguna jasa COD Ongkir termasuk di segmen UMKM Medan. Layanan ini membikin pelaku UMKM dapat lebih konsentrasi pada pengembangan bisnisnya, sementara pengelolaan logistik menjadi tanggung jawab Lion Parcel. COD Ongkir membantu UMKM nan berdagang online melalui platform non-marketplace dalam kalkulasi ongkir dan proses pengiriman barang.
Secara teknis, pengguna nan shopping dari toko online UMKM bakal bayar nilai peralatan terlebih dulu kepada penjual. Ongkir bakal dibayar pengguna kepada Lion Parcel ketika menerima barang. Layanan ini datang berdasarkan persoalan nan dialami para online seller nan berdagang di luar marketplace. Mereka sering kesulitan terutama kalkulasi ongkir nan tidak sesuai akibat salah kalkulasi berat, volumetrik alias alamat nan kurang tepat.
"Sejak diluncurkan, responnya positif dari market terutama di Medan, apalagi Medan menjadi kota dengan transaksi COD Ongkir kedua terbanyak di Indonesia," kata Kenny lagi.
Untuk memberi agunan keamanan bagi pelanggan, jasa COD Ongkir dilengkapi agunan pengiriman. Apabila paket datang terlambat, pengguna tidak perlu bayar ongkos kirim kepada kurir. Juga tersedia opsi pembayaran melalui QRIS.
“Biasanya penerima kiriman kesulitan bayar tunai di tempat, kami sediakan QRIS di semua kurir. Kami juga melayani pengiriman luar negeri. Sudah ada di 50 negara di lima benua. Saat ini, pengiriman ke Singapura dan Malaysia nan paling banyak," tuntasnya.