Ekspor Indonesia Bulan Agustus Tertinggi dalam 20 Bulan Terakhir, Cina dan Amerika Masih Jadi Pasar Tertinggi

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan melaporkan capaian ekspor tertinggi Kemendag selama 20 bulan terakhir dengan nilai US$ 23,56. Angka ini merupakan nilai tertinggi nan dicapai Kemendag sejak Desember 2022. Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Krishna Hasibuan menyatakan neraca perdagangan ekspor ini juga meningkat secara signifikan dibandingkan dengan bulan Juli 2024 senilai US$ 22,24 miliar.

“Ini merupakan pencapaian besar, khususnya di tengah kondisi ekonomi global,” ujar Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Krishna Hasibuan dalam konvensi pers pada Senin, 23 September 2024.

Bara menjelaskan, pada Agustus peningkatan ekspor nonmigas terjadi pada seluruh sektor. Kenaikan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan sebesar 9,01 persen, dilanjutkan dengan pertanian sebesar 8,70 persen, dan industri pengolahan sebesar 7,09 persen (MoM).

Komoditas unggulan dengan pelemahan ekspor terbesar sejak bulan sebelumnya  adalah peralatan besi dan baja (HS 73) nan turun 24,26 persen, logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) turun 11,88 persen, nikel dan peralatan daripadanya (HS 75) turun 11,37 persen, tembaga dan peralatan daripadanya (HS 74) turun 10,88 persen, serta besi dan baja (HS 72) turun 1,42 persen (MoM).

Sedangkan, komoditas unggulan nan menjadi pendorong pertumbuhan ekspor nonmigas terbesar berasal dari lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15). “Peningkatan ekspor ini ditopang peningkatan nilai minyak sawit mentah (CPO) bumi sebesar 4,08 persen  menjadi  US$ 932,63/MT. Selain  itu, secara  volume ekspor, komoditas ini juga naik 20,81 persen (MoM),” ungkap Bara.

Iklan

Cina dan Amerika Serikat tetap menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia dengan nilai mencapai US$ 7,94 miliar. Kedua negara ini berkontribusi sebesar 35,50 persen dari total ekspor nonmigas nasional. Menurut Bara, meskipun kedua negara tersebut sedang mengalami perlambatan ekonomi, ekspor nonmigas ke Cina dan Amerika Serikat tetap meningkat dibanding bulan sebelumnya. “Ekspor nonmigas Indonesia ke Cina naik 10,42 persen dan ke Amerika 20,80 persen,” ujarnya.

Di saat nan bersamaan, keahlian ekspor nonmigas Indonesia ke sejumlah negara mitra jual beli juga meningkat signifikan. Bara menyebut ekspor nonmigas Indonesia ke Mesir tumbuh 115,26 persen, Turki 40,39 persen, Afrika Selatan 36,99 persen, Thailand 36,67 persen, serta Pakistan 25,00 persen.

Beberapa area lain nan menjadi tujuan ekspor juga menunjukkan peningkatan ekspor nonmigas nan signifikan. Kawasan tersebut di antaranya adalah Afrika Utara dengan kenaikan 74,73 persen, Afrika Selatan sebesar 35,97 persen, Eropa Utara 33,94 persen, Asia Tengah 26,28 persen, dan Amerika Tengah sebesar 27,44 persen. Hal ini, menurut Bara, menunjukkan bahwa potensi pasar nontradisional berkesempatan besar untuk dikembangkan.

Pilihan editor: Sri Mulyani Laporkan Pendapatan Negara Capai Rp1.777 Triliun

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis