TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan saat ini seluruh proyek infrastruktur, termasuk nan tengah digarap BUMN Karya sedang dalam tahap pengkajian ulang. Ia membantah proyek-proyek nan sedang dalam proses restrukturisasi dihentikan sementara waktu.
“Eggak ada nan bilang menyetop. Beliau (Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo), sesuai dengan rapat waktu itu, dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan ada juga Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, semua proyek prasarana sedang di-review,” ujarnya kepada awak media saat ditemui di kantornya di Jakarta pada Rabu, 20 November 2024.
Ia menerangkan beberapa proyek skala besar nan berhujung tidak dijalankan merupakan bagian dari kebijakan nan telah ditetapkan. Ia menekankan bahwa proyek BUMN Karya sendiri meliputi proyek-proyek swasta di luar proyek pemerintah.
“Selain ada program dari pemerintah, (BUMN) Karya-karya sendiri juga banyak melakukan proyek-proyek pembangunan lainnya sendiri. Jadi bukan 100 persen dari pemerintah,” ujarnya.
Sementara itu, mengenai rencana penyederhanaan beberapa perusahaan pelat merah BUMN Karya, pihaknya tetap menunggu surat keputusan dari Menteri PU. Ia menargetkan, pemetaan rencana kerja dari penggabungan tersebut bakal dilakukan mulai pekan depan.
“Nanti, kan kami lagi rapikan, kan waktu dulu kan ada target-targetnya juga. Nah minggu depan rencana kami sudah mulai mapping rencana kami kerja ke depan,” kata dia.
Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN berencana menggabungkan tujuh perusahaan BUMN sektor bangunan dan prasarana alias BUMN Karya. Ketujuh perusahaan pelat merah tersebut bakal disederhanakan menjadi badan upaya di bawah tiga induk perusahaan.
Ketujuh BUMN nan dimaksud adalah PT Hutama Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).
Adapun, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menuturkan proses merger bakal dimulai dengan penggabungan Waskita Karya dan Hutama Karya. Kemudian dilanjutkan dengan penggabungan Adhi Karya, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya; lampau Pembangunan Perumahan dan Wijaya Karya.
Riani Sanusi Putri berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.