Faisal Basri Salah Seorang Pendiri INDEF, Berikut Profil Institute for Development of Economics and Finance

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dan pengamat politik Faisal Basri, meninggal pada Kamis, 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta. Berita duka ini diterima Tempo melalui pesan dari family nan sampai ke redaksi pada pagi hari.

Faisal Basri meninggalkan istri, Syafitrie Nasution, serta tiga anaknya, ialah Anwar Ibrahim Basri, Siti Nabila Azuraa Basri, dan Muhammad Attar Basri. Rumah duka berada di Kompleks Gudang Peluru Blok A 60, Jakarta Selatan.

Faisal Basri pernah menjabat sebagai Ketua STIE Perbanas Jakarta pada 1999 hingga 2003, dan dia juga mendirikan Institute for Development of Economics and Finance alias INDEF pada 1995.

Didik J Rachbini, ahli ekonomi senior dari INDEF, mengenang Faisal Basri sebagai seorang nan idealis dan berintegritas, memperjuangkan demokrasi, transparansi, akuntabilitas, serta keadilan di bagian ekonomi dan politik Indonesia.

"Kita kehilangan Faisal Basri, ahli ekonomi pendiri Indef sudah dikenal luas, sosok nan idealis dan sangat berintegritas. Faisal sering dipandang sebagai sosok nan idealis, dengan prinsip nan kuat mengenai gimana ekonomi dan politik kudu dikelola demi kepentingan publik," kata Didik, dilansir dari Antara.

Profil INDEF

Dilansir dari indef.or.id, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) adalah lembaga riset independen dan otonom nan berdiri pada Agustus 1995 di Jakarta. Aktivitas INDEF diantaranya melakukan riset dan kajian kebijakan publik, utamanya dalam bagian ekonomi dan keuangan. 

Kajian INDEF diharapkan menciptakan debat kebijakan, meningkatkan partisipasi dan kepekaan publik pada proses pembuatan kebijakan publik. INDEF turut berkontribusi mencari solusi terbaik dari persoalan ekonomi dan sosial di Indonesia.

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) adalah sebuah lembaga riset independen nan didirikan pada Agustus 1995 di Jakarta. Kegiatan utama INDEF meliputi riset dan kajian mengenai kebijakan publik, khususnya di bagian ekonomi dan keuangan.

Iklan

Kajian nan dilakukan INDEF bermaksud untuk mendorong perdebatan kebijakan, meningkatkan partisipasi publik, serta menyadarkan masyarakat tentang proses pembuatan kebijakan publik. INDEF juga berkontribusi dalam mencari solusi terbaik untuk beragam masalah ekonomi dan sosial di Indonesia.

Visi INDEF adalah menjadi lembaga riset terdepan dalam bagian ekonomi dan keuangan, dengan menyediakan kajian nan jeli dan objektif serta info krusial mengenai isu-isu pembangunan guna menciptakan suasana upaya nan lebih sehat.

Misi INDEF adalah melakukan penelitian dan studi kebijakan mengenai masalah ekonomi dan finansial dengan tujuan memfasilitasi debat publik, menciptakan proses pengambilan keputusan nan lebih baik, serta meningkatkan penerapan kebijakan publik.

Yayasan LPEK-INDEF bermaksud untuk menyebarluaskan pengetahuan di bagian ekonomi, keuangan, dan sosial kepada masyarakat. Selain itu, yayasan ini juga berupaya mengembangkan sumber daya manusia agar bisa menghadapi tantangan di sektor-sektor tersebut di masa depan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, LPEK-INDEF melakukan beragam kegiatan, seperti menyelenggarakan penelitian kebijakan ekonomi dan keuangan, baik secara berdikari maupun melalui kerjasama dengan lembaga lain. INDEF juga aktif dalam obrolan kebijakan publik melalui beragam media, termasuk artikel, opini, talkshow, konvensi pers, media sosial, dan lainnya. Selain itu, INDEF juga mengadakan training kajian kebijakan publik untuk mahasiswa, LSM, wartawan, dan masyarakat umum.

INDEF mempublikasikan hasil kajian kebijakan dalam beragam format dan kegiatan, dengan tujuan memberikan pencerahan bagi masyarakat. Yayasan LPEK-INDEF telah bekerjasama dengan beragam lembaga donor, seperti Asia Foundation dan Ford Foundation, serta mendapat support dari Kementerian Dalam Negeri.

SUKMA KANTHI NURANI  | MELYNDA DWI PUSPITA

Pilihan Editor: Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis