Jakarta, CNN Indonesia --
Persidangan mengungkap sejumlah kebenaran mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menggunakan duit kementerian untuk kepentingan pribadi.
Sejumlah saksi nan berasal dari orang dekat SYL hingga pejabat Kementan mengungkap perihal senada. Mereka menyebut SYL meminta kementerian menanggung biaya kepentingan pribadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa aliran biaya nan terungkap adalah menyawer biduan, liburan keluarga, makan mewah, hingga biaya sunatan cucu.
Sawer biduan Rp100 juta
Jaksa penuntut umum bertanya kepada saksi Arief Sopian tentang transfer duit dari kementerian untuk pos "entertain". Jaksa menyebut jumlah transferan berkisar Rp50 juta hingga Rp100 juta.
"Kadang kan ketika ada aktivitas terus panggil penyanyi, gitu ya. Ada biduan lah, nah itulah nan kita kudu bayarkan, gitu, Pak," kata Arief nan berstatus Pejabat Fungsional Barang Jasa Rumah Tangga Kementan.
Liburan ke Arab Saudi
Beberapa pejabat eselon I Kementan juga dipaksa membiayai liburan family SYL ke Arab Saudi. Hal itu diungkap Kasubag Pengadaan Biro Umum Kementan Abdul Hafidh.
Abdul mengatakan perjalanan SYL ke Arab awalnya berbalut kunjungan kerja. Uang kedinasan sebenarnya cukup untuk membiayai perjalanan dinas itu.
Akan tetapi, SYL membujuk lebih dari 10 orang personil keluarga. Uang hasil patungan para pejabat digunakan untuk membiayai rombongan itu.
"Kalau Pak Menteri mungkin ya cukup Pak, tapi kan ada beberapa nan mungkin enggak cukup," ucap Hafidh di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (8/5).
"Itu jika dihitung kemarin ada sekitar Rp6 miliaran," imbuhnya.
Mobil untuk anak SYL
Arief juga mengungkap patungan pejabat eselon I Kementerian Pertanian untuk membeli mobil Toyota Innova seharga Rp500 jutaan.
Duit para eselon I itu diterima oleh Arief, lampau dibelikan mobil pada Maret 2022. Mobil tersebut akhirnya dikirim ke rumah pribadi anak SYL di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Makan sehari Rp3 juta
Saksi Muhammad Yunus mengungkap Kementan membiayai keperluan makan dan laundry di rumah dinas SYL. Menurutnya, jumlah biaya nan diperlukan mencapai Rp3 juta per hari.
Yunus menjelaskan duit diberikan kepada tenaga perjanjian di rumah dinas SYL. Uang tersebut berasal dari anggaran tidak resmi di Kementan.
"Untuk beli apa itu? Apakah makanan tiap hari apa bagaimana?" ucap pengadil bertanya.
"Makanan online-online gitu. Semacam gitu, kadang juga laundry begitu, Pak," ungkap Yunus.
Gaji pembantu Rp35 juta
Ada pula biaya dari kementerian Rp35 juta nan dipakai untuk bayar penghasilan pembantu SYL. Hal itu diungkap Hermanto, nan juga Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan.
Hermanto mengaku pernah diminta mengirim Rp35 juta ke rekening atas nama Theresia, pembantu SYL. Uang itu awalnya dia keluarkan dari kantong pribadi, lampau diganti duit kas pegawai Kementan.
"Saya diminta transfer terlebih dulu Rp35 juta. Akan tetapi, kemudian diganti oleh Pak Lukman dari duit sisa urunan pegawai untuk kurban sebesar Rp360 juta," ungkap Hermanto.
SYL didakwa melakukan pemerasan dan menerima gratifikasi dengan total Rp 44,5 miliar. Dia didakwa berbareng dua mantan anak buahnya, ialah Sekjen Kementan nonaktif Kasdi dan Direktur Kementan nonaktif M Hatta.
Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia
(dhf/pmg)
[Gambas:Video CNN]