Fakta-fakta Kecelakaan Bus di Ciater Subang Tewaskan 11 Orang

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Bus Trans Putera Fajar terlibat kecelakaan maut hingga menyebabkan belasan penumpangnya tewas di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) malam.

Bus itu mengangkut rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana Kota Depok. Polisi sekarang tetap belum menyimpulkan penyebab pasti kecelakaan. Berikut sejumlah fakta-fakta dari kecelakaan tersebut:

Kronologi kecelakaan

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast menjelaskan kecelakaan bermulai saat bus melaju dari arah selatan menuju utara pada jalan nan menurun, oleng ke kanan. Kemudian menabrak kendaraan merek Feroza dari arah berlawanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian terguling miring ke kiri, posisi ban kiri di atas dan terselusur sehingga menabrak tiga kendaraan jenis roda dua nan terparkir di bahu jalan," katanya.

"Kendaraan bus terhenti setelah menabrak tiang nan ada di bahu jalan arah Subang menuju Bandung tepat di depan Masjid As Saadah," imbuh dia.

11 orang meninggal dunia

Sebanyak 11 orang meninggal bumi akibat peristiwa itu. Korban terdiri dari sembilan orang siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, seorang pembimbing dan seorang penduduk sekitar kejadian.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Subang Maxi mengatakan total korban, termasuk nan luka, dalam kejadian itu sebanyak 60 orang.

Bus tidak punya izin angkutan

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyatakan bus nan terlibat kecelakaan itu tidak mempunyai izin angkutan.

"Adapun pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak mempunyai izin angkutan," kata kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aznal dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Aznal juga menyampaikan hasil pengecekan pada aplikasi Mitra Darat, status lulus uji berkala dari bus tersebut telah kedaluwarsa.

"Dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," ujar Aznal.

Diduga rem blong

Aznal menduga kecelakaan itu terjadi lantaran rem blong pada bus tersebut.

"Kecelakaan tersebut diduga lantaran rem blong pada bus," ujarnya.

Aznal mengatakan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian selepas kecelakaan ini. Investigasi mendalam mengenai kecelakaan tersebut bakal terus dilakukan.

Tidak ada jejak pengereman

Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi mengatakan berdasar hasil olah TKP, tidak ditemukan adanya jejak rem di letak kecelakaan.

"Kemudian dugaan awal penyebab terjadinya kecelakaan lantaran tidak berfungsinya sistem rem lantaran di TKP tidak sama sekali kami temukan jejak rem alias jejak rem dari bus," kata Edwin seperti diberitakan Antara.

Ia menjelaskan sejumlah saksi telah dimintai keterangan mengenai kecelakaan bus tersebut.

"Tidak kurang dari 10 saksi nan sudah kami minta keterangan mengenai dengan kondisi ini tentunya bakal terus bertambah Untuk mendapatkan fakta-fakta di lapangan nan lebih baik," katanya.

Sopir bus belum bisa diminta keterangan

Polisi belum dapat meminta keterangan terhadap pengemudi bus berinisial SAD lantaran kondisi nan tetap belum stabil.

"Sopir kondisinya tetap belum stabil ya, tadi kita lihat di sana belum stabil sehingga kita belum bisa diambil keterangan secara menurut baru investigasi saja, interogasi saja, jadi secara verbal ini belum diminta keterangan," kata Kakorlantas Irjen Aan Suhanan, Minggu (12/5).

Polisi pun belum dapat menyimpulkan penyebab pasti kecelakaan.

"Kita belum bisa menyimpulkan, tentu dari hasil penyelidikan ini kelak bisa ditentukan apakah ini human error, apakah ini lantaran kendaraannya, lantaran teknis," ujar Aan.

(yoa/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional