Fakta-fakta Perundungan Mahasiswa Kedokteran Undip dan Unpad

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Aksi bullying alias perundungan kembali mewarnai bumi pendidikan di Tanah Air. Kali ini, perundungan terjadi di lingkup fakultas kedokteran di sejumlah universitas.

Baru-baru ini, ada dua kasus perundungan nan menimpa mahasiswa kedokteran dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di RS Kariadi dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung di RS Hasan Sadikin (RSHS).

Seorang mahasiswi program pendidikan master ahli (PPDS) di Undip ditemukan tewas di indekosnya. Ia diduga bunuh diri lantaran mengalami perundungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal nan sama juga terjadi di Unpad. Aksi perundungan diduga terjadi antara master pengajar (konsulen) dan peserta didik (residen).

Berikut beberapa fakta-fakta kasus perundungan mahasiswa kedokteran nan telah ada sejauh ini.

1. Diduga bunuh diri di kamar

Polisi menemukan, mahasiswi program PPDS Undip itu dengan posisi miring seperti tertidur di bilik indekosnya. Wajah mahasiswi itu lebam kebiruan.

Polisi menyebut, mahasiswi itu menyuntikkan obat penenang ke tubuhnya. Ia dipastikan meninggal bumi lantaran obat tersebut.

"Obat untuk pelemas otot. Saya enggak bisa ngomong, nan bisa ngomong dokter, tapi obat itu semestinya lewat infus," kata Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono saat dihubungi, Rabu (14/8).

Namun demikian, polisi belum memastikan motif penyuntikan obat tersebut.

2. Bukti perundungan

ilustrasi Perundungan, ilustrasi Bullying, ilustrasi BullyIlustrasi. Polisi menemukan bukti perundungan nan dialami mahasiswa kedokteran Undip yang diduga bunuh diri. (iStockphoto)

Polisi menemukan sebuah kitab catatan harian di indekos mahasiswi PPDS Undip. Buku tersebut mengungkap masa susah selama kuliah kedokteran dan menyinggung urusan dengan seniornya.

Polisi mengatakan, mahasiswi itu juga curhat ke ibundanya mengenai perihal tersebut.

"Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah enggak kuat. Sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya. Seniornya itu, kan, perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," ujar Agus.

Namun demikian, pihak Undip membantah ada perundungan di kampusnya. Rektor Undip Suharnomo menegaskan, dugaan perundungan kepada peserta PPDS berinisial ARL itu tidak benar.

"Mengenai pemberitaan meninggalnya almarhumah berangkaian dengan dugaan perundungan nan terjadi, dari investigasi internal kami, perihal tersebut tidak benar," demikian kata Suharnomo dalam info surat Nomor: 647/UN7.A/TU/VIII/2024 nan diteken pada 15 Agustus 2024.

3. Kemenkes tutup program anestesi Undip

Kasus perundungan mahasiswi Undip nan berujung kematian ini menjadi perhatian Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ia mengatakan, bakal melakukan langkah-langkah penyelidikan merespons kejadian tersebut.

Dia mengatakan, perundungan diketahui dari tes kesehatan mental nan dilakukan Kemenkes. Mereka menemukan, gangguan mental disebabkan perundungan oleh senior.

Kemenkes pun mengambil langkah tegas. Pemerintah menutup sementara bidang anestesi di Undip.

4. Kemenkes akui ada perundungan di Unpad

Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengonfirmasi tindakan perundungan di pendidikan master ahli Unpad.

"Benar," katanya menjawab pertanyaan CNNIndonesia.com, Jumat (16/8).

Terpisah, saat dikonfirmasi, Dirut RSHS dr. Rachim Dinata Marsidi membenarkan berita tersebut. Menurutnya, pihaknya telah menentukan tindakan terhadap pelaku perundungan.

Rachim mengatakan, peristiwa itu terjadi di lingkungan pendidikan master ahli bedah saraf.

"Itu [kejadian perundungan] beberapa bulan nan lalu. Kejadiannya [di] ahli bedah saraf," kata Rachim, saat dihubungi, Jumat (16/8).

5. RSHS kembalikan pelaku ke FK Unpad

RSHS menyerahkan pemberian hukuman pada pelaku perundungan (senior) kepada junior dilakukan oleh Dekan FK Unpad dan Rektor Unpad.

Pihak Unpad mengaku tengah membahas masalah perundungan ini. Kepala Kantor Komunikasi Publik Universitas Padjadjaran Dandi Supriadi menyebut bakal segera menyampaikan ke publik hasil pembahasan soal perundungan ini.

"Hari ini FK (Fakultas Kedokteran) sedang banyak agenda penerimaan mahasiswa baru, jadi belum bisa dihubungi. Dan masalah ini tengah dibicarakan juga di rapat internal FK. Beliau [Dekan FK] bilang insya Allah Senin sudah bisa dikonfirmasi hasil rapatnya," kata Dandi.

(lid/asr)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional