Gunung Rinjani Terbakar, Titik Api di Danau Segara Anak

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, terbakar dengan titik api terlihat dari Danau Segara Anak. 

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pun menurunkan petugas untuk melakukan pengecekan dan pemadaman kebakaran lahan di area ini.

"Tim dari Resort Aik Berik pagi ini persiapan menuju letak titik api alias letak kebakaran," kata Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNGR Budi Soesmardi di Praya, Senin (17/6) dikutip dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Twitter]

Ia mengatakan kebakaran itu terjadi pada Minggu (16/06) sore dengan titik api alias kepulan asap terlihat dari Danau Segara Anak. Penyebab kebakarannya belum bisa dipastikan lantaran tim belum sampai ke letak kebakaran.

"Lokasi diperkirakan di jalur pendakian Aik Berik Lombok Tengah," kata Budi.

Video kebakaran itu sempat muncul di media sosial. Latarnya memang di Danau Segara Anak, dengan kondisi asap nan memenuhi sebagian lereng gunung.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mengungkap delapan wilayah di NTB berpotensi siaga kekeringan meteorologis.

Potensi kekeringan tersebut sebagai akibat dari kejadian hari kering berturut-turut dengan parameter hari tanpa hujan dan berpotensi siaga serta waspada di delapan wilayah tersebut.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Anggitya Pratiwi mengatakan potensi wilayah level siaga kekeringan terjadi di Kabupaten Dompu (Kecamatan Kempo, Kilo, Pajo), Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Donggo, Lambitu Palibelo, Wawo, Wera).

Kemudian, Kota Bima (Kecamatan Raba, Rasanae Timur), Kabupaten Lombok Barat (Kecamatan Lembar), Lombok Timur (Kecamatan Sambelia), Kabupaten Lombok Utara (Kecamatan Bayan), Sumbawa (Kecamatan Labuhan Badas, Lape, Moyohilir, Sumbawa, Unter Iwes), dan Kabupaten Sumbawa Barat di Kecamatan Jereweh.

"Aliran masa udara wilayah Indonesia bagian Selatan termasuk NTB, sudah didominasi angin timuran," katanya.

Memasuki musim tandus penduduk NTB diimbau menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. Masyarakat juga, kata dia, perlu mewaspadai musibah kebakaran rimba dan lahan serta kekeringan nan umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.

"Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air, seperti embung, waduk, alias penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air, kebakaran lahan, khususnya di wilayah-wilayah nan sering terjadi kekeringan," tutup dia.

(Antara/arh)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional