Harimau Sumatra Mati Terjerat di Agam Sumbar, Kaki Kiri Putus

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Jumat, 26 Jul 2024 14:20 WIB

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menyatakan harimau tersebut pernah muncul di dua letak di Kabupaten Agam beberapa waktu lalu. Seekor harimau Sumatra meninggal terjerat di Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari alias Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (25/7). Ilustrasi (ANTARA FOTO/Weinko Andika)

Jakarta, CNN Indonesia --

Seekor harimau Sumatra mati terjerat di Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari alias Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (25/7).

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menyatakan harimau tersebut pernah muncul di dua letak di Kabupaten Agam beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satwa ini juga pernah muncul di Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh dan Baringin, Kecamatan Palembayan," kata Kepala Seksi Wilayah I Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar Antonius Vevri di Lubuk Basung, Jumat (26/7), dikutip dari Antara.

Ia mengatakan harimau tersebut sempat terekam kamera jebak milik BKSDA Sumbar di Baringin Kecamatan Palembayan April 2024 dan Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh.

Dari hasil kamera jebak, satwa dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya terlihat dengan kondisi kaki depan sebelah kiri putus.

"Harimau nan meninggal tersebut juga mengalami abnormal pada kaki bagian kiri," katanya.

Antonius menambahkan penanganan bentrok telah dilakukan di wilayah tersebut setelah kerbau dan kambing milik penduduk dimangsa harimau.

Penanganan bentrok itu dengan menurunkan petugas WRU BKSDA Sumbar, Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau dan Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Pasia Laweh, Pagari Baringin, COP dan Sintas Indonesia.

"Kami juga memasang kandang jebak di Pasia Laweh, Baringin dan lainnya untuk mengevakuasi satwa itu," katanya.

Ia mengakui harimau pertama kali terkena jerat babi pada bagian leher diketahui penduduk atas nama Simar saat sedang berada di sawahnya.

Simar menduga babi nan terjerat dan setelah itu dia langsung menuju lokasi. Sesampai di lokasi, Simar memandang harimau terjerat dan langsung melaporkan ke penduduk sekitar.

Setelah itu Wali Nagari alias Kepala Desa Sungai Pua melaporkan temuan itu ke BKSDA sekitar pukul 16:00 WIB.

Pihaknya langsung menurunkan petugas dari Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau dan Resort Konservasi Marapi Singgalang ke lokasi.

Petugas sampai ke Sungai Pua sekitar pukul 18:30 WIB dan langsung ke lokasi, lampau sekitar pukul 19:10 WIB harimau sudah mati.

"Satwa langsung kita pemindahan dan dibawa ke Rumah Sakit Hewan Sumbar di Padang untuk dilakukan nekropsi guna memastikan penyebab kematian selain terjerat," katanya.

Ke depan, BKSDA Sumbar bakal melakukan sapu jerat babi nan dipasang dan melakukan sosialisasi kepada penduduk untuk tidak memasang jerat berakibat terhadap populasi harimau maupun satwa dilindungi lainnya.

(Antara/fra)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional