Hasto Sampaikan Pesan Mega: Di Politik Tak Boleh Ada Dendam

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyampaikan pesan Ketua Umum Megawati Sukarnoputri bahwa di dalam politik tidak boleh ada dendam.

Pesan tersebut disampaikan dalam agenda wayangan berbareng Dalang Ki Warseno Slank dan Ki Amar Pradopo dengan Lakon Pandu Swargo di Masjid At-Taufiq, Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (8/6) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasto menuturkan dalam wayang terdapat ritual problematika kehidupan, dan turut diajarkan pula nilai-nilai kehidupan.

"Di dalam wayang ini kita diajarkan suatu nilai-nilai kehidupan, suatu pertarungan antara nan baik dan nan buruk, antara Satria Pandawa nan dibantu oleh para Punakawan sebagai representasi dari Wong Cilik, tetapi bijak berhadapan dengan Kurawa, dan sekarang ini rupanya banyak juga Kurawa-Kurawa di dalam bumi kehidupan kita," ujar Hasto.

[Gambas:Video CNN]

Politikus asal Yogyakarta ini lantas menyinggung aliran Megawati untuk tidak meletakkan dendam dalam kehidupan politik.

"Di politik ini kita diajarkan oleh Bu Mega untuk tidak boleh dendam, dan biarlah Sisupala [sepupu Kresna] ini kelak terkena karmanya saudara-saudara sekalian," kata Hasto.

Ia menambahkan PDIP tidak sekali ini saja menggelar wayangan. Pada 28 Juli 2023, PDIP juga menggelar wayang dengan lakon Pandawa Syukur (Sesaji Rojosuyo) untuk memperingati reformasi. Dalam memperjuangkan perihal tersebut, instansi DPP PDI diserang dan dibakar pada 27 Juli 1996.

Hasto mengisahkan dalam lakon tersebut diceritakan gimana Kresna nan marah dan membunuh sepupunya, Sisupala, lantaran melupakan kebaikan saudaranya sendiri. Adapun Sisupala dilahirkan dalam keadaan cacat; bermata tiga dengan tangan lebih dari dua.

"Tidak sempurna, lampau bapaknya nan begitu sayang dengan anaknya bermohon kepada Tuhan nan Mahakuasa agar anaknya dapat menjadi manusia normal, dan nan menyembuhkan itu adalah Kresna melalui pengembaran dan perbuatan baiknya," cerita Hasto.

Di dalam perjalanan kehidupan Sisupala, lanjut Hasto, dia sukses menjadi raja. Namun, Sisupala melupakan Kresna apalagi menghinanya lebih dari 100 kali.

"Karena dulu Kresna berjanji sama bapaknya Sisupala ini jika Sisupala ini menghina Kresna lebih dari seratus kali, maka bakal langsung di situlah akhir hidupnya. Jadi, dihitung terus. Maka, ketika lewat keluarlah batasnya, lantaran ada seorang nan lupa terhadap siapa nan membesarkannya. Kemudian munculah kemarahan dari Kresna dan tamatlah itu Sisupala," tutur Hasto.

Agenda wayangan ini turut dihadiri oleh Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto, Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto, hingga Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Rahmad Handoyo dan Deddy Sitorus. Megawati disebut menyaksikan secara daring.

Tak hanya pengurus partai, ratusan masyarakat di sekitar Sekolah Partai Lenteng Agung juga turut datang dalam gelaran wayang tersebut.

(ryn/pra)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional