TEMPO.CO, Batam - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membujuk puluhan media berjamu ke PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), di Tanjung Uncang, Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau pada Rabu, 20 November 2024. Perusahaan ini merupakan satu-satunya industri tanah air memproduksi pipa seamless (pipa tanpa sambungan) untuk kebutuhan pengeboran sumur minyak dan gas.
Direktur Komersial dan Bisnis Rainbow Tubulars Manufacture Barkeilona menceritakan perjalanan panjang RTM hingga saat ini mendukung tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 50 persen. Awalnya RTM bermodalkan sepenuhnya dari asing, sampai akhirnya melantai di bursa pengaruh PT Sunindo Pratama TBK.
Didirikan pada 2016 lalu, RTM secara perlahan pada tahun 2017 mendapat sertifikat American Petrolem Institute (API). Setahun kemudian RTM memenuhi TKDN lebih kurang 40 persen nan diperkirakan sekarang sudah 50 persen lebih. "Secara kepemilikan, pada 2023 PT Sunindo Pratama melantai di bursa efek, PT Sunindo Pratama mengakusisi 99,9 persen saham PT RTM," kata Barkeilona kepada awak media.
Barkeilona menyatakan pada awal tumbuhnya hasil produksi PT RTM sudah tidak diragukan lagi. Produksi pipa perusahaan semula lebih banyak ekspor ke beragam negara, seperti Rusia, Kanada, dan Amerika. Saat ini, didukung oleh SKK Migas, PT RTM produksi pipa untuk kebutuhan operasional beberapa kontraktor perjanjian kerjasama (KKKS), diantaranya Pertamina EP, Pertamina Hulu Rokan (PHR), Medco E&P Indonesia, Petrochina dan beragam perusahaan produksi migas dalam negeri.
Saat ini katanya, 90 persen hasil produksi PT RTM sudah diperuntukan untuk dalam negeri. Sisanya dikirim ke luar negeri. "Pipa seamless ini berfaedah sebagai transmisi mengantar minyak dan gas di sumur bor nan ada di beragam perusahaan tersebut," katanya.
Sekarang jumlah produksi PT RTM sudah mencapai 30.000 ton per tahun, kuartal ketiga 2025 ditargetkan satu perusahaan baru lagi berdiri di Batam di bawah PT Sunindo Pratama, dengan produksi 40.000 ton per tahun. "Nanti mesin produksinya nan kita pakai lebih cepat, jadi total produksi keseluruhan kelak bisa 70.000 ton per tahun," kata dia.
Kepala Divisi Prokom SKK Migas, Hudi D Suryodipuro mengatakan, kunjungan awak media ke perusahaan penunjang gulu migas ini merupakan corak sinergi SKK Migas dengan perusahaan hulu migas. "Kehadian industri penunjang nan terus didorong oleh SKK migas adalah untuk mencapai swasembada energi," kata Hudi dalam kesempatan nan sama.
Ia mengatakan SKK Migas mempunyai sasaran sekitar 1.000 sumur di tahun 2025. "Sehingga kami berambisi support dari teman-teman industri penunjang seperti PT RTM selalu ada," katanya.
Apalagi tingginya sasaran SKK Migas menjadi kesempatan perusahaan penunjang untuk terus produksi, terutama kebutuhan Oil Country Tubular Goods (OCTG) alias pipa nan sedang diproduksi PT RTM.