Ini Cara Tokopedia Tetap Bertahan di Tengah Banyak E-Commerce yang Tumbang

Sedang Trending 3 jam yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Tokopedia Melissa Siska Juminto membeberkan strategi nan kudu dilakukan platform agar bisa memperkuat di tengah banyaknya e-commerce nan tumbang. Menurut Melissa, salah satu kunci agar bisa terus relevan dan memperkuat adalah beradaptasi. Dengan beradaptasi, berinovasi, dan terus mempelajari apa nan diinginkan oleh pasar dapat terus membikin platform alias e-commerce memperkuat dan menjadi pilihan customer.

“Selalu ya, kepada konsumen selalu kami kedepankan, juga gimana langkah kami bisa memberi nilai tambah kepada stakeholders kami. Seperti mitra, merchant, mitra kreator, apalagi logistik patner, dan payment partners nan bakal membikin sebuah order itu berhasil. Selain itu juga pengalaman belanjanya juga kondusif dan nyaman,” kata Melissa saat ditemui di sela-sela aktivitas Tokopedia dan Shop Tokopedia Summit di Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Januari 2025.

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia juga menyampaikan di tengah persaingan antara e-commerce nan begitu ketat, perusahaannya selalu berfokus pada konsumen dan orang-orang nan dapat memberikan dampak. Selain itu, kata dia, kerjasama dengan lintas platform serta mengembangkan beragam kampanye juga menjadi nilai tambah dan memberikan untung lebih untuk Tokopedia.

Salah satu corak kerjasama nan dimaksud oleh Melissa adalah Tokopedia nan bekerja sama dengan Tiktok Shop. Melalui kolaborasi, dia juga mengungkapkan, setidaknya terjadi peningkatan transaksi nan mencapai 95 persen. “Kalau di (kampanye) beli lokal saja, tadi kami sudah cerita sekitar 70-an persen,” kata dia.

Melissa mengatakan saat ini sudah ada kira-kira 21 juta mitra nan berasosiasi dengan Tokopedia. Dia juga tak memungkiri pertumbuhan pendapatan nan dirasakan oleh Tokopedia dibandingkan dari tahun sebelumnya meningkat signifikan. “Tapi kami tidak bisa merinci pertumbuhannya berapa. Tapi nan kami rasakan memang pertumbuhannya lumayan sigap ya, seiring transaksi dan lainnya,” ucapnya.

“Yang pasti upaya kami adalah tetap konsentrasi untuk terus berinovasi, terus menjadi relevan dan terus memberi nilai tambah. Itu krusial sekali,” kata dia.

Diketahui, ada beberapa e-commerce nan kudu tutup lantaran tak bisa lagi bersaing, misalnya JD.ID. E-commerce lain, seperti Lamido, Elevenia, dan Valadoo beberapa contoh nan sudah tutup lebih dulu sebelum tahun 2020. Terbaru, e-commerce Bukalapak juga tengah mengalami tantangan dan kudu memutuskan menghentikan penjualan produk bentuk mereka dan beranjak sepenuhnya pada penjualan virtual, seperti pulsa prabayar, paket data, token listrik, dan jasa pembayaran.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis