TEMPO.CO, Jakarta - Head of Investment & Insurance Product, Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Djoko Sulistyo mengapresiasi pertumbuhan investor pasar modal nan telah melampaui 13 juta orang. Namun, banyak di antaranya nan datang dari generasi Z dan butuh edukasi lebih.
“Hampir 14 juta, apalagi sebagian merupakan gen Z alias anak-anak mudalah,” kata Djoko dalam perilisan Rekening Dana Nasabah (RDN) Bank DBS di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 24 September 2024.
Berdasarkan info Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juni 2024, jumlah penanammodal di pasar modal telah mencapai 13 juta penanammodal dengan rata-rata transaksi harian sebesar Rp12,3 triliun. Bagi Djoko, banyaknya anak muda nan terjun ke bumi investasi pasar modal merupakan keniscayaan.
“Ada salah satu survei nan menunjukkan sekitar 72 persen dari generasi Z itu sudah melakukan aktivitas finansial lewat bank digital,” terang Djoko.
Di sisi lain, Djoko menuturkan, para penanammodal pemula ini perlu edukasi lebih dalam mengenai bumi saham. Para penanammodal awam, menurutnya, perlu tahu faktor-faktor nan memengaruhi pergerakan saham.
“Paling mudah tentu berangkat dari kejadian terbaru, pemotongan suku kembang bank BI. Itu salah satu aspek pendukung pasar modal,” terangnya.
Iklan
Selanjutnya, Djoko menekankan bahwa penanammodal awam perlu memahami kondisi ekonomi makro Indonesia secara umum. Menurutnya, penanammodal juga perlu memahami beragam kebijakan pemerintah nan berangkaian dengan perekonomian.
Selain aspek eksternal, Djoko menerangkan pengetahuan mengenai aspek esensial perusahaan juga perlu dipelajari. Pemahaman mengenai kondisi finansial perusahaan dan proyeksi bisnisnya, menurutnya dia, jadi perihal nan tak kalah penting.
“Pasti semua orang alias penanammodal jika investasi bakal mencari perusahaan nan bagus,” tutur Djoko.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Sebut Middle Income Trap alias Perangkap Negara Berpendapatan Menengah, Apa Itu?