Istri WNI Beber Kronologi Sebelum Suami Ditembak Aparat di Malaysia

Sedang Trending 13 jam yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Istri Warga Negara Indonesia (WNI) nan tewas ditembak abdi negara agensi maritim di Malaysia mengungkapkan cerita gimana kondisi suaminya sebelum kejadian tersebut terjadi.

Menurut istri dari WNI berjulukan Muhammad Hanafiah tersebut, pada Kamis (23/1) suaminya menghubunginya dan mengatakan bahwa dia berada dalam masalah dan memintanya untuk tidak menghubunginya. Kemudian pada Jumat (24/1) pagi, korban menyampaikan bakal pulang ke Aceh.

Lalu, pada Jumat pukul 14.00 WIB, korban mengirimkan pesan bunyi melalui aplikasi Whatsapp. Ia bahwa keadaannya tidak baik-baik saja, dan meminta istrinya melaporkan ke instansi polisi bahwa dia berada di dalam kapal sendirian. Ia juga meminta dijemput polisi Indonesia di Perairan Dumai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selanjutnya korban mengirimkan letak keberadaannya di wilayah Pulau Carey. Pada buletin nan tersebar, letak kejadian penangkapan lima korban juga berada di Pulau Carey," bunyi kesaksian istri seperti dikutip dari rilis Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Aceh, Senin (27/1).

Kemudian hingga Sabtu (35/1) sore, nomor handphone korban tetap aktif, tetapi sang istri tidak dapat berkomunikasi lagi. Hingga Sabtu (25/1) malam nomor tersebut tidak aktif lagi.

BP3MI Aceh telah menyampaikan kepada istri dan family korban bahwa Muhammad Hanafiah adalah salah satu korban nan berada dalam kejadian penembakan di Malaysia. Namun, untuk info kepastian info tetap menunggu info dari Keimigrasian Malaysia pada Senin (27/1).

"Kami bakal terus memantau perkembangan penanganannya oleh Perwakilan RI di Malaysia dan pihak mengenai dan family PMI di Aceh," kata BP3MI Aceh.

Insiden penembakan diduga dilakukan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) terhadap WNI di perairan Tanjung Rhu, Selangor, pada Jumat (24/1).

Insiden tersebut menyebabkan satu WNI tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.

Berdasarkan komunikasi KBRI dengan Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM), penembakan terjadi saat APMM menghentikan WNI nan diduga hendak keluar dari Malaysia melalui jalur ilegal.

APMM menyatakan bahwa tindakan dilakukan lantaran para WNI melakukan perlawanan. Atas kejadian itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur bakal mengirimkan nota diplomatik kepada pemerintah Malaysia.

"Atas kejadian ini, KBRI telah meminta akses kekonsuleran untuk menjenguk jenazah dan menemui para korban luka," demikian pernyataan resmi dari Kemlu nan diterima CNNIndonesia.com, Minggu (26/1).

Nota diplomatik tersebut bermaksud untuk mendorong penyelidikan mendalam mengenai kejadian ini, termasuk mengkaji dugaan penggunaan kekuatan berlebihan (excessive use of force) oleh APMM.

Kementerian Luar Negeri dan KBRI Kuala Lumpur menyatakan bakal terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan support kekonsuleran bagi para korban. Saat ini, info mengenai korban tetap dalam proses pendalaman oleh pihak berwenang.

(fby/wiw)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional