Jawa Tengah, Arena Pertempuran Jokowi Vs PDIP Jilid 2

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Gelaran Pilkada serentak 2024 kian dekat. Partai politik tengah sibuk menggodok calon-calon nan bakal dijagokan di sejumlah daerah.

Adapun wilayah nan cukup menarik perhatian adalah Jawa Tengah. Daerah nan dinilai kembali menjadi momen pertempuran antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) melawan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri jilid 2.

Pandangan itu dikemukakan oleh Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari saat datang dalam rilis survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) "Pilkada di Daerah Kunci: Siapa Unggul di Jawa Tengah" di zoom meeting, Minggu (30/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila berkaca kepada Pilpres 2024 lalu, maka bakal ada pertanyaan menarik soal siapakah calon nan didukung Jokowi dan PDIP, sama alias berbeda?

Prediksi Qodari, PDIP dan calon nan didukung Jokowi adalah berbeda. Alasannya, PDIP menyatakan dalam "permusuhan" dengan Jokowi. Oleh lantaran itu, PDIP bakal mengusulkan calon nan berbeda dari Jokowi.

"Di DKI nan PDIP sendiri itu bukan pemenang, ingin mengusulkan calon melawan kandidat dari KIM, apalagi jika di Jawa Tengah. Nah tentunya bakal menjadi menarik untuk memandang kira-kira di Jawa Tengah ini kelak untuk nan kedua kali nan menang adalah kandidat dari KIM/Pak Jokowi alias kandidat dari PDI Perjuangan," terang Qodari.

"Jadi ini Jokowi versus PDIP jilid 2. Atau Jokowi versus Megawati jilid 2. Apakah Jawa Tengah kandang banteng alias kandang Jokowi. Itu kelak kita saksikan pada bulan November nan bakal datang," kata Qodari.

Tak hanya di Jawa Tengah

Senada, Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro juga menilai Pilkada Jawa Tengah memang menjadi arena pertempuran Jokowi vs Megawati jilid 2.

Agung mengatakan secara institusional, Jawa Tengah menjadi kandang banteng dalam setiap pilkada lantaran berulangkali bisa mengantarkan kadernya sebagai gubernur.

Kendati demikian, Ia menilai pernyataan bahwa Jateng kandang banteng sedikit memudar usai jagoan PDIP kalah telak di Pilpres 2024 lalu.

Jagoan nan dimaksud adalah capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Padahal Ganjar adalah Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.

Adapun Ganjar juga tak bisa maju kembali sebagai petahana lantaran sudah dua periode menjabat.

Agung menyebut perihal ini membuka kesempatan bagi penantang manapun untuk berkompetisi terbuka (open election). Termasuk ketika kelak para penantang ini menghadapi jagoan dari PDIP.

"Secara elektoral, para penantang nan terafiliasi dengan istana lebih diuntungkan menimbang pengaruh Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih, Prabowo," ujar Agung kepada CNNIndonesia.com, Senin (1/7).

"Sehingga, kebenaran empirik bahwa Jateng kandang banteng di setiap pilkada bakal diuji secara elektoral. Apakah tetap relevan alias sudah usang?" sambung Agung.

Oleh lantaran itu, Pilkada Jawa Tengah otomatis menjadi arena pertempuran Jokowi vs Megawati Jilid II setelah Pilpres 2024 lalu. Agung menilai pertempuran ini tak hanya terjadi di Jawa Tengah semata.

"Pertarungan Jokowi vs Megawati Jilid 2 ini bukan hanya di Jawa Tengah. Namun tersebar di Sumatera Utara, Jakarta, maupun tempat-tempat lainnya, ketika di sana datang jagoan istana vs kader PDIP," tutur Agung.

Terlebih, Agung menyebut representasi jagoan istana ini datang dalam corak relasi biologis dengan Jokowi, ialah anak hingga menantu.

Selain itu, ada pula hubungan jagoan istana dengan relasi ideologis lantaran pernah berbareng Jokowi berkarier sebagai rekan kerja di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

"Iya (arena pertempuran di beberapa titik, tapi pusatnya di Jawa Tengah). Apalagi jika Kaesang dan Bobby ada. The real battle Jokowi versus Mega," jelas Agung.

Agung menjelaskan Jawa Tengah dipilih menjadi pusat pertempuran antara Jokowi dan Megawati lantaran wilayah tersebut dikenal sebagai kandang banteng sekaligus juga wilayah asal Jokowi.

Dihubungi terpisah, Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran Idil Akbar menilai pertarungan ini bertalian dengan prestisius Jokowi.

"Prestisius beliau sebagai presiden nan berkuasa dan mungkin juga kelak bakal tetap memberikan pengaruh terhadap kepresidenan, terutama oleh wakil presidennya Gibran, itu adalah menguasai Jawa Tengah," kata Idil kepada CNNIndonesia.com, Minggu (30/6) malam.

"Nah, dalam konteks ini juga PDIP tetap mau mempertahankan penguasaan politik itu," sambung Idil.

Adapun keterlibatan Jokowi dalam Pilkada, terutama di Jawa Tengah dinilai itu tergantung dengan kepentingan politiknya.

Salah satunya dengan majunya sang anak, Kaesang Pangarep dalam kontestasi alias mungkin calon lain nan pada akhirnya mendapat testimoni dari Jokowi.

"Apakah kemudian Pak Jokowi sampai bakal jauh untuk kemudian katakanlah cawe-cawe di dalam kontestasi pilkada. Itu nan menurut saya kan sebetulnya agak tetap belum terlihat nampaknya. Kecuali, mungkin katakanlah beliau ada kepentingan, apakah itu misalnya Kaesang dicalonkan menjadi gubernur Jawa Tengah misalnya alias mungkin ada kerabat nan lain," jelas Idil.

Ia berpandangan bahwa pertempuran bunyi calon PDIP dengan calon nan "diendorse" Jokowi bakal terjadi. Hal itu bertalian dengan PDIP nan mau mempertahankan Jawa Tengah sebagai pedoman suaranya.

(pop/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional