Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan program pendidikan dokter spesialis (PPDS) berbasis rumah sakit alias hospital based di Jakarta Barat, Senin (6/5).
Artinya rumah sakit pendidikan bakal melangkah beriringan dengan Fakultas Kedokteran (FK) untuk mencetak master spesialis. Hal itu dilakoni demi upaya pemenuhan dan pemerataan di wilayah nan kekurangan master spesialis.
"Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini secara resmi saya luncurkan pendidikan master ahli berbasis RS pendidikan sebagai penyelenggara utama," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyoroti minimnya master ahli di sejumlah wilayah Indonesia. Tak hanya itu, mereka tidak terdistribusi dengan baik, apalagi terhitung 59 persen master ahli terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Sementara secara kumulatif, Indonesia kekurangan 124 ribu master umum dan 29 ribu master spesialis. Rasio master Indonesia hanya 0,47 per 1.000 penduduk. Jokowi menyebut Indonesia berada di ranking 147 bumi serta ranking sembilan di ASEAN.
"Ini problem angka-angka nan kudu kita buka apa adanya," kata dia.
Jokowi kemudian menceritakan pengalamannya saat melakukan inspeksi ke sejumlah faskes dalam enam bulan terakhir.
Saat berjamu ke akomodasi kesehatan di daerah-daerah, Jokowi mengaku ceria memandang peralatan kesehatan nan memadai. Namun sayang, kata dia, saat dia menyambangi wilayah kepulauan maupun wilayah terpencil tak menemukan tenaga master spesialis.
"Selalu keluhan di wilayah utamanya di provinsi kepulauan selalu adalah master ahli nan tidak ada," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi berambisi Indonesia segera bisa memenuhi kebutuhan master di setiap faskes dan wilayah.
Dalam kesempatan nan sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut program PPDS hospital based diharapkan dapat melahirkan master ahli di Indonesia dengan waktu nan relatif cepat.
Budi menjelaskan pada program hospital based, Kemenkes melakukan upaya peningkatan produksi master spesialis, dengan letak pendidikan dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama (RSP-PU).
Ia pun menargetkan lulusan program ini mempunyai kualitas setara internasional. Mutu dan kualitas program hospital based juga dijanjikan sama dengan lulusan PPDS berbasis universitas namalain university based.
"Kita melibatkan seluruh kolegium untuk membikin kurikulum, undang ekspert asing, membantu memperkaya kurikulum nan kita bikin," ujar Budi.
Gratis dan calon master ahli digaji
Budi mengatakan program ini bakal dilakukan secara gratis. Artinya calon master ahli tidak perlu lagi bayar duit pangkal layaknya di university based. Bahkan, kata Budi, para calon master ahli nan ikut PPDS hospital based itu bakal mendapatkan bayaran nan layak.
Tak hanya itu, calon master ahli nan masuk dalam program PPDS hospital based bakal diberikan perlindungan kesehatan, hukum, dan bakal dianggap setara.
"Sama dengan pendidikan master di bumi tidak usah bayar duit kuliah, mereka bakal menjadi tenaga perjanjian di RS, sehingga mendapatkan benefit nan normal seperti bekerja," jelas Budi.
Peserta calon master ahli nan mengikuti program ini nantinya bakal diutamakan berasal dari Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) alias di luar Pulau Jawa. Sehingga setelah lulus, mereka dapat mengabdi di wilayah terpencil nan tetap kekurangan master spesialis.
(khr/kid)
[Gambas:Video CNN]