Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyebut dua aspek ekonomi nan membikin semua negara di bumi ketakutan. Jokowi meminta Indonesia menyiapkan pondasi nan kuat untuk pembangunan masa depan.

Jokowi mengatakan dua perihal nan ditakutkan oleh negara-negara adalah harga minyak dan kembang pinjaman. Eks Wali Kota Solo mengatakan, begitu kembang pinjaman naik – beban fiskal itu bakal sangat besar.

“Sekali lagi, oleh karena itu kita kudu betul-betul hati-hati kelola setiap rupiah anggaran nan kita miliki,” kata Jokowi usai aktivitas Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2024, di Jakarta Convention Center, Senin pagi, 6 Mei 2024. 

Dalam keterangan nan sama, Jokowi mengatakan pemerintah sudah mempunyai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 dan rencana tahun 2024. Namun Jokowi menyoroti belum ada sinkronisasi dengan rencana besar wilayah dengan pusat.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta rencana kerja pemerintah 2025 kudu disesuaikan berasas prinsip-prinsip program kudu satu garis lurus. Misal pusat mau tingkatkan produksi pangan, wilayah malah konversi sawah jadi properti, nggak sinkron namanya. 

Iklan

“Program kudu orientasi hasil, kudu ada return ekonomi nya kudu fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas dinas semuanya diberi skala prioritas ga jelas. 

Pemerintah merumuskan apa nan disebut 20 Upaya Transformatif Super Prioritas (UTSP) Untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045. Beberapa program tersebut antara lain percepatan wajib belajar 13 tahun, penuntasan stunting, dan investasi dalam jasa kesehatan primer. Transformasi Ekonomi konsentrasi pada peningkatan anggaran riset dan teknologi menuju komersialisasi industri, industrialisasi berbasis SDA unggulan, hilirisasi industri, transisi daya berkeadilan, dan percepatan transformasi digital. 

Pilihan Editor: Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis