Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa kesiapan air merupakan rumor nan kudu jadi perhatian pemerintah. Hal ini, kata dia sudah terjawab dengan visi misi nan diusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, ialah swasembada air.

"Kita baru saja selesai Pemilu, pemenangnya adalah Prabowo dan Gibran. Di dalam visi-misinya, rupanya swasembada air sudah merupakan program utama dari pemerintah ke depan. Dalam 17 program prioritas, nomor satu (adalah) mencapai swasembada pangan, energi, dan air," kata Bobby dalam obrolan di Menara Kadin, Jakarta Selatan pada Selasa, 7 Mei 2024.

Bobby mengutip pernyataan Prabowo bahwa Indonesia tidak mungkin maju jika kebutuhan terhadap air bersih saja tidak tercukupi. "Itulah kenapa kita kudu perbanyak titik air. 

Di Indonesia ini, kata dia daya dukung dan daya tampung air nasional nan sudah terpenuhi baru di Pulau Jawa, Bali dan Lombok. Sementara sisanya, daya tampungnya tetap berada di bawah kebutuhan air bersih area tersebut. 

Bobby menuturkan, kegunaan air dalam kehidupan manusia nan pertama adalah untuk konsumsi air minum. Oleh lantaran itu, Indonesia butuh air bersih dan sehat. "Tapi nan pasti, air itu kudu menjadi program utama untuk pemerintahan di depan. Dan ini sudah masuk."

Ia juga berbincang perihal kaitan antara air dan daya nan sangat erat. Pertama, bahwa air memegang peranan krusial dalam mata rantai pengolahan daya dari hulu dan hilir. Kedua, 10 persen dari penggunaan air dunia adalah untuk penunjang sektor energi. Di sisi lain, untuk mendapatkan air juga dibutuhkan energi.

Dia melanjutkan, baik Indonesia maupun global, sudah mencanangkan transisi ke daya bersih. Salah satu nan paling besar potensi daya bersih ini adalah dari daya air. 

Iklan

"Kita tuh punya total potensi transisi untuk daya green ini 3.686 Gigawatt. Sangat besar, tapi baru kurang dari 1 persen (12,54 Gigawatt) terealisasi," tuturnya. 

Dia menekankan, potensi daya air sangat besar, lantaran kontinuitas dari pasokan air bakal stabil. Berbeda dengan sumber daya mentari alias angin, nan andaikan awan alias angin nan tidak ada, maka bakal menjadi intermiten. 

"Tapi jika untuk air ini bakal kontinyu. Nah, jadi sekali lagi saya sampaikan air adalah sumber daya nan bakal ada terus-menerus dan terbarukan. Pembangkit listrik (tenaga) air ini tidak menghasilkan emisi karbon," ujarnya.

Untuk itu, kata Bobby, kudu ada tindakan bersama-sama agar penggunaan daya air berkepanjangan dapat terwujud, serta integrasi dengan sumber daya lain. Hal lain nan paling krusial menurut dia adalah kudu menguasai teknologinya. "Dan kita menjalin kerja sama internasional."

Pilihan Editor: Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis