Kapolda Sumbar Akui Dugaan Kesalahan Prosedur Tangani Tawuran Remaja

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Kapolda Sumatera Barat Irjen Suharyono mengakui ada dugaan kesalahan prosedur kepolisian saat menangani 18 remaja terduga pelaku tawuran pada Minggu (9/6) awal hari. Kendati demikian, dia belum mengungkapkan perincian kesalahan prosedur nan dimaksud.

Akibat kesalahan prosedur tersebut, Suharyono mengungkapkan 45 orang personil Sabhara Polda Sumbar saat ini diperiksa Propam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terkait 18 orang nan di Polsek Kuranji, ada prosedur nan diduga kurang benar, sehingga Propam kami turun dan memeriksa 45 anggota," kata Suharyono di depan Mapolda, Selasa (26/6).

Hal itu disampaikan saat dia menemui para pengunjuk rasa nan mendesak penanganan kasus tersebut. Banyak pihak menduga ada kekerasan nan dilakukan petugas terhadap pengunjuk rasa, termasuk atas remaja AM (13 tahun).

AM ditemukan tewas di bawah jembatan Batang Kuranji dengan luka lebam pada Minggu (9/6) siang.

Suharyono kemudian mengungkapkan 45 personel nan diperiksa tersebut juga berasal dari Polresta Padang, bukan hanya personel Dit Sabhara.

[Gambas:Video CNN]

"Tujuh dari Polresta, sisanya dari Sabhara Polda. Ada 45 nan kami periksa di Propam Polda mengenai kejadian di Mapolsek Kuranji," ungkap Suharyono.

"Kalau nan di atas jembatan sesuai prosedur, jika nan di Polsek Kuranji ada nan melampaui kewenangan personil nan bersangkutan. Ada empat tuntutan, info nan kami dapat dan sedang kami dalami sehingga 45 personil kami diperiksa propam Polda," katanya.

Ia menegaskan bakal menindak personel nan terbukti melakukan kesalahan.

"Kalau memang dalam pemeriksaan terbukti bersalah, bakal kami lakukan tindakan tegas. Hukuman kami informasikan ke publik," sambungnya.

Sementara itu, mengenai korban AM nan kemudian ditemukan meninggal di bawah jembatan Kuranji, Suharyono menyatakan tidak ada nan berjumpa remaja tersebut di Mapolsek.

"Dari rumah sampai jembatan, polisi enggak pernah ketemu Afif Maulana," katanya.

Kepada family korban nan ikut datang dalam tindakan tersebut, Kapolda juga menyampaikan permintaan maaf dan rasa duka mendalam.

"Selaku Kapolda Sumatera Barat turut bersungkawa cita nan sangat mendalam atas wafatnya anak kita Afif Maulana nan baru berumur 13 tahun. Saya mendoakan terutama family nan ditinggalkan diberikan keikhlasan dan kesabaran, " katanya.

"Sekali lagi minta maaf mana kala ada personil kami kelakuannya kurang ahli kami tindak tegas, tapi perlu diketahui umpama tawuran itu tidak bisa dicegah mungkin kematiannya lebih banyak," bebernya.

"Alat-alat nan dibawa mereka apa saja, gangster mereka profilnya seperti apa, berapa orang mereka di kelompoknya, kelakuannya apa saja, itu sudah dijadwal, tawurannya sudah dijadwal, setiap malam Minggu itu ada tawuran, ada empat golongan besar, besok saya tunjukkan semuanya, bakal kami ungkap semua, gangster itu bakal saya tindak tegas juga biar Sumatera Barat dan Padang ini aman," timpalnya.

(ned/chri)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional