Kapolda: Uang Palsu di UIN Makassar Diduga Buat Pilkada Serentak

Sedang Trending 2 jam yang lalu

Makassar, CNN Indonesia --

Kepolisian menduga produksi duit tiruan di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudin Makassar di Kabupaten Gowa digunakan untuk keperluan Pilkada serentak 2024.

Kepolisian tetap memburu tiga orang nan diduga terlibat jaringan pembuatan duit tiruan di kampus UIN Makassar tersebut.

Salah satu nan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) adalah ASS, seorang politikus nan sempat mau maju Pilgub Sulsel 2024. ASS juga diketahui sempat mencalonkan diri jadi calon wali kota Makassar pada 2013 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tersangka ini sempat bakal maju Pilkada kemarin, tapi tidak punya alias tidak cukup bangku untuk mengusung," kata Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, Kamis (19/12).

Tak hanya itu, kata Yudhiawan, tiga DPO ini sempat mengusulkan proposal kepada salah satu calon kepala wilayah di Kabupaten Barru di Pilkada kemarin.

"Mereka juga sempat mengusulkan proposal kerja sama untuk memodali Pilkada Barru, tapi tidak diterima," bebernya.

Yudhiawan menerangkan p roses produksi duit tiruan ini sempat dilakukan di rumah ASS di Jalan Sunu, Makassar.

Adapun peran ASS, katanya, muncul setelah polisi menangkap MS (52) nan memproduksi dan melakukan transaksi jual beli duit tiruan berbareng JBP (68).

Dia mengatakan dari pemeriksaan diketahui pembuatan duit tiruan tersebut merupakan hasil duit kiriman dari ASS. Selain itu, duit biaya pembelian bahan baku produksi juga diduga berasal dari ASS dan dua DPO lain nan diduga sebagai dermawan dalam kasus ini.

17 orang ditangkap

Dari kasus duit tiruan di kampus UIN Makassar, polisi telah menangkap 17 orang sejauh ini. Selain itu, polisi pun menyita peralatan bukti duit tiruan hingga mencapai triliunan rupiah dan sejumlah mata duit asing.

"Barang bukti nan nilainya triliun, contoh mata duit rupiah emisi 2016 sebanyak 4.554 lembar pecahan 100 ribu, kemudian mata duit emisi 99 sebanyak 6 lembar 100 ribu, juga ada 234 lembar pecahan 100 ribu dan belum terpotong. Jadi ada corak lembaran kelak dipotong potong," kata Yudhiawan.

Selain duit rupiah tiruan tersebut, kata Yudhiawan pihaknya juga menemukan duit mata asing seperti mata duit Korea Selatan dan Vietnam.

"Mata duit Korea satu lembar sebesar 5000 won, ada mata duit Vietnam sebanyak 111 lembar sebanyak 500 dong dan ada mata duit rupiah 2 lembar dengan pecahan 1000 emisi tahun 64, ada mata duit 100 ribu emisi 2016 sebanyak 234 lembar," sebutnya.

Selain itu polisi juga menyita peralatan bukti salinan alias fotocopy sertifikat simpanan Bank Indonesia (BI) dan satu lembar kertas surat berbobot negara (SBN) nan nilainya mencapai triliunan rupiah. Polisi pun mengamankan mesin pencetak duit tiruan tersebut berasal dari China.

"Ada satu lembar kertas fotokopi sertifikat simpanan BI nilainya 45 triliun juga ada satu lembar kertas surat berbobot negara (SBN) senilai 700 triliun, kemudian ada tinta ada mesin, kaca pembesar semuanya ada total 98 item, unik untuk mesin cetak di beli di Surabaya tapi peralatan dari Cina nilainya 600 juta," jelasnya.

Kasus ini terungkap bermulai ketika ada penduduk Kabupaten Gowa nan menerima duit tiruan dan melapor ke kepolisian. Polisi lampau melakukan penyelidikan hingga sukses menangkap belasan pelaku, termasuk kepala perpustakaan UIN Makassar.

"Jadi mereka ini ada 17 orang dengan mempunyai peran nan berbeda-beda, termasuk dua orang pegawai bank BUMN," katanya.

(mir/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional