CNN Indonesia
Kamis, 14 Nov 2024 10:15 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Kapolsek Baito Ipda Muhammad Idris dan Kanit Reskrim Polsek Baito Aipda Amiruddin dicopot dari jabatannya usai diduga meminta duit tenteram kepada guru SDN 4 Baito Supriyani agar tidak ditahan.
Keduanya dicopot berasas Surat Telegram nan diterbitkan Polres Konawe pada Senin (11/11) kemarin. Kabar pencopotan itu juga turut dibenarkan oleh Kapolres Konawe AKBP Febry Syam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya benar, sudah diganti dan ditarik ke Polres," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan.
Dalam surat pencopotan itu, Muhammad Idris dimutasi dari sebelumnya Kapolsek Baito menjadi personil SDM Polres Konawe Selatan.
Sementara untuk posisi Kapolsek Baito diisi oleh Plh Ipda Komang Budayana. Kemudian kedudukan Kanit Reskrim Polsek Baito nan sebelumnya dijabat oleh Aipda Amiruddin sekarang dijabat oleh Aiptu Indriyanto.
Febry menjelaskan pencopotan itu dilakukan pihaknya dalam rangka menciptakan situasi kondusif di masyarakat mengenai kasus pembimbing Supriyani nan diduga melakukan kekerasan terhadap anak polisi.
Sebelumnya, interogator Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulawesi Tenggara tetap terus mendalami mengenai penerimaan duit tenteram Rp2 juta oleh Kapolsek Baito dari terdakwa Supriyani agar tidak ditahan.
Dalam perkara ini, Propam Polda Sultra telah mengambil keterangan enam orang personel baik dari Polres Konawe dan Polsek Baito.
"Enam dari personil dan juga dari kades, dari keterangan nan sudah diberikan tetap perlu didalami lagi interogator internal," ungkapnya.
Iis menerangkan bahwa sampai saat ini interogator tetap terus menggali keterangan dari enam personil polisi dan oknum kades tersebut mengenai permintaan duit tenteram hingga Rp50 juta dalam perkara nan menjerat Supriyani.
(tfq/fra)
[Gambas:Video CNN]
Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.