TEMPO.CO, Jakarta - Pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya (BEM FISIP Unair) gara-gara membikin karangan kembang ucapan selamat nan dinilai menghina Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menimbulkan pro dan kontra.
Begini kronologinya:
Selasa, 22 Oktober 2024, pukul 15.00
BEM FISIP Unair memasang karangan kembang berukuran besar di Taman Barat FISIP bertuliskan ‘Selamat atas dilantiknya Jenderal Bengis Pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia nan lahir dari rahim haram konstitusi’.
Di bawah tulisan dengan huruf kapital itu, terpasang foto Prabowo-Gibran dan Gibran.
Pada bagian bawah foto Prabowo ditulisi Ketua Tim Mawar. Sementara pada bagian foto Gibran ditulisi Admin Fufufafa. Selain itu, terdapat tulisan ‘Dari: Mulyono (B******n Penghancur Demokrasi)'.
Karangan Bunga Prabowo - Gibran nan dibuat oleh BEM FISIP Unair. Foto: dok BEM Fisip Unair
Selasa, 22 Oktober 2024, pukul 18.45
Karangan kembang tersebut ditarik lantaran hujan. Namun lantaran karena ditempatkan di letak strategis nan banyak dilewati penduduk kampus, karangan kembang dengan pesan tak biasa itu kemudian viral di platform X dan TikTok.
Kamis, 24 Oktober 2024
Ketua Komisi Etik Fakultas memanggil BEM FISIP Unair untuk meminta penjelasan mengenai kepemilikan karangan kembang tersebut.
Jumat, 25 Oktober 2024 pukul 09.03
Presiden BEM FISIP Unair berbareng wakil dan menteri kajian politik dan kajian strategis memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas.
Jumat, 25 Oktober 2024 pukul 16.13
BEM FISIP Unair mendapat surat elektronik nan dikirim oleh alamat email dekanat berisi surat No. 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 nan menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan.
Minggu, 27 Oktober 2024
Dekan FISIP Unair, Prof. Bagong Suyanto, mengatakan bakal menggelar pertemuan dengan BEM FISIP Unair mengenai karangan kembang tersebut pada Senin, 28 Oktober 2024.
Minggu, 27 Oktober 2024 malam
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro telah meminta rektor Unair membatalkan pembekuan BEM FISIP Unair.
Senin, 28 Oktober 2024
Dekanat FISIP Unair secara resmi mencabut surat pembekuan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP.
Iklan
Pernyataan Pihak Terkait
Mendiktisaintek Satryo Brodjonegoro:
“Saya tadi malam sudah menunjukkan rektor Unair agar membatalkan pembekuan BEM FISIP Unair dan dia mengatakan siap,” kata Satryo Brodjonegoro di Jakarta, Senin, 28 Oktober 2024.
Ia menegaskan Kemendiktisaintek tetap menghormati otonomi perguruan tinggi, termasuk dalam perihal keleluasaan dan kebebasan secara akademik.
Namun begitu, dia mengingatkan bahwa kebebasan beranggapan dan berekspresi sebagai bagian dari kebebasan akademik juga perlu dibarengi dengan akuntabilitas dan tanggung jawab perguruan tinggi kepada publik.
”Saya minta kepada mereka, bapak ibu rektor, tolong jaga dengan baik lantaran kebebasan akademik itu kudu dibarengi dengan akuntabilitas dan tanggung jawab kepada publik,” katanya.
Dekan FISIP Unair Bagong Suyanto:
"Pembekuan ini sebelumnya dilakukan lantaran penggunaan diksi oleh BEM FISIP nan dianggap tidak sesuai dengan kultur akademik," kata Bagong Suyanto di Surabaya, Senin, 28 Oktober 2024.
Ia menegaskan pentingnya menjaga marwah akademik dan mendorong mahasiswa untuk menghindari bahasa nan kasar dalam aktivitas politik.
"Kami mengerti apa nan disuarakan oleh BEM FISIP itu menjadi kewenangan mereka menyuarakan apa nan menjadi aspirasi. Saya sebagai dekan, dan pihak dekanat memastikan kepada BEM untuk tidak lupa pada marwah akademiknya," katanya.
Prof. Bagong juga mengungkapkan pembekuan dilakukan lantaran adanya viralitas nan memicu kekhawatiran terhadap pelanggaran etika akademik.
"Waktu itu kita tidak bisa langsung berjumpa dengan BEM, lantaran libur. Mungkin jika tidak hari libur bisa langsung bertemu, dan tidak pakai surat pembekuan," katanya.
Menurutnya, dekanat lebih pada posisi sebagai orang tua, untuk mengingatkan agar tidak keluar dari koridor akademik. "Itu saja sasaran dari fakultas," katanya.
Presiden BEM FISIP Unair Tuffahati Ullayyah Bachtiar:
Presiden BEM FISIP Unair Tuffahati Ullayyah Bachtiar menyatakan komitmennya untuk tetap kritis dan terus menyuarakan aspirasi, dengan catatan tetap berada dalam koridor akademik.
"Kami sudah berbincang bahwasannya kami bakal tetap kritis dengan tidak keluar dari koridor akademik, dan karangan kembang kemarin memang corak ekspresi teman-teman. Kami berkeinginan tetap kritis, tegak dan berani," katanya.
Dengan pencabutan SK pembekuan ini, BEM FISIP Unair bakal dapat melanjutkan perannya sebagai wadah aspirasi mahasiswa dengan penuh tanggung jawab.
"Adapun janji kami nyaris seluruhnya terwujud melalui puluhan program kerja dan agenda nan telah terlaksana dan sedang dilaksanakan. Termasuk pembuatan karya seni satir ini," ujarnya.
Pilihan Editor Prabowo Setop Penggunaan Mobil Impor untuk Menteri, Akan Gunakan Maung Pindad