TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Nusantara Aquatic (Nusatic), Sugiarto Budiono mengatakan Indonesia mempunyai sumber daya alam melimpah dan suasana nan cocok untuk mengembangkan industri ikan hias. Sehingga menurut Sugiarto, Indonesia kudu mempunyai pameran ikan hias berskala internasional.
“Sebelum 2016 ada pameran-pameran tetapi tidak spesifik pada ikan hias, sehingga kita tidak bisa mempunyai promosi ke dunia,” kata Sugiarto di Media Center Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis 6 Juni 2024.
Menurut Sugiarto, butuh waktu cukup lama untuk menjadi eksportir ikan hias nomor wahid, apalagi jika Indonesia tidak mempunyai sarana untuk promosi dan pameran.
Sugiarto mengambil contoh sukses dari negara Singapura nan mempunyai pameran Aquarama. Dia meneruskan, berkah pameran tersebut, negeri Jiran itu bisa menjadi pemain nomor satu bumi dalam industri ikan hias selama puluhan tahun. Padahal, menurut Sugiarto, 70 persen ikan hias nan dipamerkan berasal dari Indonesia, “Itulah nan sangat disayangkan,” ucapnya.
Iklan
Sugiarto mengatakan pada 2019, rancangan tindakan nasional dan target dalam lima tahun industri ikan hias Indonesia menjadi nomor satu bumi sudah pernah disusun. “Tapi lantaran ada covid, terhenti,” kata Sugiarto.
Sugiarto menyatakan sejak Nusatic berjalan 2016-2019 sampai masa covid, sebetulnya Indonesia sudah menggeser Singapura di posisi kedua eksportir ikan hias terbesar dunia. Hal itu, menurut Sugiarto bisa terlihat dri penyelenggaraan pameran NUSATIC tahun lalu. "Membuktikan Indonesia sudah menggeser posisi Singapura menjadi nomor tiga, Indonesia nomor dua,” katanya.
Sugiarto menekankan pentingnya mempunyai pameran untuk mendapatkan pasar Indonesia. “Kalau tidak mempunyai pameran, saya kira promosi itu tidak mencapai (target),” katanya.