Kemenag: Jemaah Haji Tidur Berjejer di Mina Sudah Sejak Zaman Nabi

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Dirjen Penyelenggara Ibadah Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan para jemaah haji tidur berjejer di tenda di kawasan Mina sudah terjadi sejak era nabi.

"Mau jemaah dari mana pun di situ pasti padat orang. Tidurnya katanya berjejer kayak ikan, dari era nabi juga seperti itu," ujar Hilman di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Senin (15/7).

Hilman menilai kepadatan jemaah di Mina dan Arafah tak bisa dihindari. Pasalnya, jemaah haji datang oleh jemaah dari seluruh bumi nan jumlahnya sangat banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Padatnya sudah dari sananya padat. Insyaallah tidak bakal tidak padat, siapapun nan mau isi, mau jemaah Indonesia, mau jemaah dari manapun di situ pasti padat orang," tambahnya.

Hilman merinci per jemaah Indonesia hanya mendapat ukuran posisi 82 sentimeter di dalam tenda untuk tempat tidur. Jumlah itu berkurang lantaran Indonesia mendapat kuota tambahan 10 ribu jemaah haji reguler sehingga kepadatan makin terlihat.

"Kalau padatnya tidak bisa, pasti padat, selain masalah kuota berkurang, space-nya ditambah, tapi itu juga tidak mungkin lantaran haji ini kita bersama-sama dengan seluruh dunia," kata dia.

Bantah jual beli kuota tambahan

Di sisi lain, Hilman menegaskan Kemenag tidak melakukan jual-beli kuota tambahan dari Pemerintah Arab Saudi untuk dijadikan kuota haji unik pada penyelenggaraan haji tahun ini.

Hal ini sekaligus membantah tudingan pihak Komisi VIII DPR nan menganggap ada indikasi dugaan korupsi dalam penyelenggaraan Haji 2024.

"Kemenag juga enggak jualan kuota," ujar Hilman.

Hilman lantas menjelaskan polemik ini bermulai ketika Indonesia mendapatkan kuota tambahan sebanyak 20 ribu dari Pemerintah Arab Saudi. Awalnya Indonesia mendapatkan 221 ribu kuota dari Saudi sehingga total 241 ribu kuota.

Hilman menjelaskan kuota untuk haji unik nan diambil dari kuota tambahan adalah ketentuan dari pihak Kerajaan Arab Saudi.

Ia juga mengatakan Kemenag kemudian berbincang dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengenai penambahan kuota tersebut.

"Dalam MoU antar menterinya [Kemenag-Menteri Haji Saudi] angkanya memang segitu, kan kita enggak boleh jual-jual sembarangan," kata dia.

"Kementerian Agama juga senang dan sekaligus juga berpikir keras. Kira-kira gimana langkah membawanya ke sana? pembagiannya, kemudian juga layanannya di tanah air, layanannya di sana, dan seterusnya. Dan kami juga berangkat ke Tanah Suci, berbincang dengan Kementerian Haji dan Umroh mengenai dengan kuota ini," tambahnya.

Hilman kemudian mengatakan Kemenag melakukan simulasi penempatan jemaah dalam pemondokan di Mina dan Arafah.

Di area tersebut, Terdapat lima area nan ditempati jemaah dari sejumlah negara. Zona I dan II biasa digunakan haji khusus. Sementara area III, IV dan V untuk jemaah reguler.

Kemudian, Hilman mengatakan Indonesia memutuskan untuk memasukkan kuota haji tambahan ke area dua nan relatif tetap kosong. Zona dua ini, lanjutnya, biasa dipakai oleh para jemaah haji khusus.

"Yang paling memungkinkan untuk tadi kan kita sudah hitung jika kita tambah full berapa kira-kira kepadatan nan bakal bertambah. Kemudian di situ bisa sorong untuk masuk ke area dua nan relatif tetap kosong tapi itu beda jalur (dari nan biasa III, IV)," kata dia.

Hilman memastikan Kemenag telah berupaya mengkomunikasikan pembagian kuota tambahan tersebut dengan pihak DPR.

Sebelumnya Tim Pengawas Haji DPR menerima banyak laporan dari jemaah haji mengenai akomodasi dan penyelenggaraan proses ibadah haji Indonesia. Laporan itu di antaranya soal mengenai tenda untuk jemaah haji nan melampaui kapasitas, apalagi ada nan tidak mendapatkan akomodasi kasur.

Komisi VIII DPR juga mempersoalkan mengenai penyelenggaraan perjalanan jemaah haji Indonesia 2024 adalah pergeseran tambahan kuota haji.

DPR RI kemudian lewat Rapat Paripurna pada Selasa siang menyetujui pembentukan Pansus angket pengawasan ibadah Haji 2024.

(rzr/gil)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional