CNN Indonesia
Rabu, 27 Nov 2024 01:00 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Basnang membantah santri Pondok Pesantren Madrasatul Qur'an Hasyim Asyari Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan berinisial RF nan ditemukan tewas gantung diri lantaran sempat mengalami kekerasan seksual.
Hal ini dia sampaikan berasas hasil laporan dari Kementerian Agama Bantaeng, Sulsel nan menyelidiki peristiwa ini.
"Laporan nan disampaikan itu tidak menyebut sama sekali jika ada akibat kekerasan itu lantaran seksual. Tidak ada sama sekali," kata Basnang kepada CNNIndonesia.com, Selasa (26/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Basnang tetap meminta Kemenag Bantaeng tetap melakukan pengusutan berbareng kepolisian setempat.
"Tetapi sampai kami menyampaikan ini, belum ada kepastian itu [kekerasan seksual]," kata dia.
Berdasarkan arsip kronologi kejadian nan diterima CNNIndonesia.com dari Basnang, kasus ini bermulai korban RF berbareng santri lainnya mengikuti Materi Kepesantrenan dari Pembina Pondok Ustadz Abu Bakar dan Ustadz Hasyim setelah Salat Isya.
Setelah menerima materi kepesantrenan, seluruh santri termasuk RF secara bergantian mengambil makan malam di kantin ponpes. Namun, piring RF jatuh dan nasinya tertumpah.
"Teman-teman Santri menyarankan untuk kembali ke kantin meminta makanan pengganti tapi Alm RF sudah tidak mau dengan argumen malu," bunyi keterangan tersebut.
Setelah para santri lainnya datang kembali dari mengambil makanan, korban RF ditemukan sudah dalam kondisi bunuh diri di kolong rumah pembina santri.
Para pengasih pesantren kemudian segera bergegas menuju tempat korban RF ditemukan dan langsung membawa ke klinik nan tidak jauh dari pesantren. Korban RF kemudian dirujuk ke RSUD Anwar Makkatutu untuk mendapatkan visum lebih lanjut.
Sebelumnya santri berinisial RF (14) diduga mengalami pelecehan seksual sebelum bunuh diri. Dugaan tersebut berasas hasil pemeriksaan autopsi terhadap jenazah nan dilakukan tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel.
"Yang pasti ada beberapa temuan dan kami duga tanda-tanda kekerasan. (Dugaan pelecehan seksual) Itu kami tetap melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur kami," kata Dokter Forensik Biddokes Polda Sulsel, Denny Mathius, Senin (25/11).
Danny mengatakan setelah melakukan pemeriksaan terhadap jenazah, pihaknya langsung menyerahkan hasil autopsi korban ke interogator Polres Bantaeng untuk segera dilakukan penyelidikan.
"Beberapa temuan-temuan, kami sudah sampaikan ke penyidik. Dari temuan awal, interogator kelak bakal sinkronkan dengan apa nan kami temukan pada autopsi itu," jelasnya
(rzr/isn)
[Gambas:Video CNN]
Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.