TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) untuk mewujudkan swasembada pangan. Bentuk kerja sama itu merupakan pengarahan dari Presiden Prabowo Subianto dalam mengupayakan ketahanan pangan nasional.
Menteri Dikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengatakan bakal melibatkan beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta nan mahir dalam bagian pertanian. Hal itu, kata dia, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi hingga penemuan pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan.
"Kami dari Kementerian Dikti Saintek mendukung upaya ini dengan memberikan kebijakan kepada tiap perguruan tinggi untuk bisa menjalankan petunjuk nan diberikan oleh Menteri Pertanian," ujar Satryo di Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Dia mengatakan, Kementerian Dikti Saintek siap membantu dalam memajukan kondisi pertanian di Indonesia. Satryo berujar, lembaganya turut mendukung pengajar hingga mahasiswa dalam mengembangkan beragam penelitian tentang pertanian.
"Di mana kami (Kementerian Dikti Saintek) sampai kepada mereka (perguruan tinggi) semua bahwa silahkan bantu Pemerintah dalam swasembada, gunakanlah pengetahuan nan dikembangkan, inovasinya untuk kemajuan pertanian di Indonesia," tutur dia.
Sementara itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan kerja sama itu merupakan hasil retreat menteri selama di Magelang. Dia berujar, hari ini Kementerian Pertanian telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan lima perguruan tinggi.
"Hari ini, lima perguruan tinggi kita (Kementan) perjanjian bibit unggul, bibit unggul dengan teman-teman dari perguruan tinggi, beberapa perguruan tinggi. Karena kita butuh penemuan baru," ujar Amran dalam keterangan nan sama.
Dia mengatakan, lima perguruan tinggi itu di antaranya Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Syiah Kuala. Amran menyatakan, saat ini IPB telah menghasilkan penemuan pertanian berupa bibit padi.
Iklan
"Salah satu contoh ada bibit dari IPB, bibit padi IPB 3S. Itu produktivitasnya 13 ton. Mungkin jika di lapangan bisa 10 ton itu luar biasa," kata dia.
Selain itu, Unhas disebut-sebut juga telah menciptakan penemuan baru untuk bagian pertanian. Amran mengatakan, penemuan itu ialah bibit jagung nan hasil produksinya mencapai 10 ton per hari.
"Kemudian ada dari Unhas itu untuk jagung. Benih jagung bisa produksi 10 ton dan lain-lain ini luar biasa untuk sektor pertanian," ucap Amran.
Oleh lantaran itu, dia mengatakan jika Kementerian Pertanian sangat memerlukan support dari beragam kampus. Hal itu, kata Amran, agar sektor pertanian Indonesia tidak lagi berjuntai pada negara lain.
"Kita butuh teknologi baru dari kampus nan ada di seluruh Indonesia. Jangan kita tergantung pada negara lain," tuturnya.
Pilihan Editor: Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti Sebut Siap Lanjutkan IKN: Kami Selesaikan Semuanya