TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menyebut tak ada sasaran parameter pembangunan ekonomi di periode kedua Presiden Joko Widodo nan tercapai. Target ini seperti nan ditetapkan pemerintahan Jokowi dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024.
Setidaknya ada empat parameter pembangunan jangka menengah di sektor perekonomian. Empat parameter itu meliputi pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, kontribusi industri pengolahan, hingga tingkat pengangguran terbuka.
Kementerian PPN mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 sebesar 5,02 persen dan naik menjadi 5,05 persen pada 2023. Dalam rencana kerja pemerintah (RKP) 2024, pertumbuhan ekonomi ditetapkan pada kisaran 5,3-5,7 persen, sedangkan sasaran RPJMN di kisaran 6,2-6,5 persen.
“Capaian nan diperkirakan ini, tidak tercapai,” kata Rachmat dalam rapat kerja dengan DPR di Senayan, Jakarta, Selasa, 12 November 2024.
Begitu pula pertumbuhan investasi, pada 2019 di kisaran 4,5 persen dan dalam RPJMN ditargetkan 6,6-7,0 persen. Sedangkan industri pengolahan pada 2019 sebesar 19,7 persen dan capaian tahun lampau sebesar 18,67 persen, dan sasaran RPJMN ditargetkan 21 persen. “Tingkat pengangguran terbuka juga kita perkirakan tidak tercapai,” ujarnya.
Selain sektor perekonomian, parameter RPJMN lain di antaranya kesejahteraan sosial, daya dan pangan, serta sumber daya manusia. Dari total 19 parameter pembangunan nasional nan dipaparkan Rachmat, hanya lima parameter nan diperkirakan tercapai sesuai target.
Lima parameter itu adalah nilai tukar petani, skor pola pangan harapan, penurunan emisi gas rumah kaca, rata-rata lama sekolah masyarakat usia di atas 15 tahun, dan penurunan nomor kematian ibu.