Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyebut, Indonesia dari segi ekonomi tetap lebih baik dibandingkan negara-negara lain dalam menghadapi imbas ketegangan nan terjadi di dunia. Dia mengatakan sebenarnya Indonesia bisa memanfaatkan ketegangan-ketegangan nan belakangan ini terjadi. 

Saat ini, kata dia ada sejumlah akibat nan saat ini dihadapi dunia, termasuk Indonesia seperti geopolitik dan ekonomi.

"Sekarang Ukraina belum selesai. Sementara kita lihat di Timur Tengah, Hamas-Israel tetap berjalan. Ditambah lagi pertempuran Iran dan Israel," katanya saat mengisi seminar di Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu, 11 Mei 2024.

Airlangga menuturkan, 20 persen ekonomi RI adalah sektor manufaktur. Purchasing Manager's Index alias PMI Manufaktur Indonesia pada April 2024 turun ke level 52,9 dari nan sebelumnya 54,2.

"Kemarin di 54,2 dan jikalau turun tetap di atas 52,9. Artinya, kita tetap lebih baik dari negara Cina, Korea Selatan maupun Malaysia," katanya. 

PMI Manufaktur Cina April 2024 ada pada level 51,4, lampau Korea Selatan 49,4 dan Malaysia di level 49. 

"Pertumbuhan ekonomi kita tetap di rata-rata 5,11 persen dan ini tentunya lebih tinggi dari 4 tahun sebelumnya. Karena pertama kita ada Lebaran, kedua kita ada Pemilu. Jadi, pemilu meningkatkan konsumsi domestik," tutur Airlangga.

Iklan

Berdasarkan wilayah, kata dia pertumbuhan ekonomi RI juga positif. Seperti pertumbuhan ekonomi kuartal I Kalimantan, Maluku dan Papua. Produksi domestik regional bruto (PDRB) kuartal I Kalimantan tercatat 6,17 persen. Kemudian Maluku dan Papua 12,15 persen. 

"Kita tahu Kalimantan, Maluku, Papua basisnya adalah pertambangan dan hilirisasi. Terutama dari smelter dan nan lain."

Selain itu, kata Airlangga, setiap kali ada krisis ketegangan, emas dijadikan sebagai safe haven. "Sehingga nilai emas naik, ekonomi kita juga naik. Dengan ada ketegangan sedikit, nilai nikel naik dari Rp 12 ribu ke Rp 18 ribu. Jadi, sebetulnya Indonesia bisa memanfaatkan ketegangan-ketegangan tersebut," ucapnya. 

Kemudian, Pulau Jawa tetap jadi kontributor PDRB tertinggi terhadap nasional, ialah 57,7 persen. Disusul Sumatera 21,85 persen, Bali-Nusa Tenggara 2,75 persen, Kalimantan 8,19 persen, Sulawesi 6,89 persen dan Maluku-Papua 2,65 persen.

Pilihan Editor: Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis