TEMPO.CO, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) alias Bukalapak dikabarkan bakal menutup anak upaya dan mem-PHK Karyawannya mulai tahun depan lantaran terus merugi. Bukalapak sempat mendapatkan angin segar saat sukses melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2021.
Bukalapak juga sempat dihadapkan pada kontroversi. Bagaimana jatuh bangunnya Bukalapak?
Bukalapak didirikan oleh Achmad Zaky pada 2009 berbareng temannya, Nugroho Herucahyono. Baru beberapa hari diluncurkan, animo masyarakat sudah terlihat. Singkatnya pada awal 2010, orang nan telah berasosiasi ke Bukalapak.com mencapai 10.000 pelaku UMKM.
Usahanya berkembang dan beberapa penanammodal tiba-tiba datang menawarkan modal, seperti Softbank Corp dari Jepang dan Sequoia dari Amerika Serikat. Dalam lima tahun kenaikannya pun mencapai 100 kali lipat dengan total personil mencapai 500 ribu UMKM dari seluruh Indonesia. Pada saat itu setiap hari ada 1 juta visitor di lamannya dengan nilai transaksi mencapai Rp 4-5 miliar per hari.
Pada 2018, Bukalapak secara resmi mengumumkan menjadi salah satu perusahaan rintisan nan meraih status unicorn dengan valuasi US$ 1 miliar, dan membuatnya menjadi nan keempat di Indonesia selain Gojek, Traveloka, dan Tokopedia.
Meski begitu, pada 2019 Bukalapak dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada beberapa karyawannya demi terus bisa memperkuat dalam persaingan upaya perusahaan e-commerce. Saat itu, Bukalapak merumahkan sebanyak 10 persen dari total karyawannya.
Sempat terseok-seok, terlebih saat pandemi COVID-19, Bukalapak dengan kode saham BUKA resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada 6 Agustus 2021. BUKA nan Tercatat pada Papan Pengembangan BEI ini bergerak pada sektor Technology dengan sub sektor Software & IT Services. Adapun industri dan sub industri dari Perusahaan tersebut adalah Online Applications and Services.
Setelah resmi melantai, saham BUKA langsung melonjak dan mengalami Auto Reject Atas namalain ARA. Dibuka pada nilai Rp 850, saham perusahaan emiten itu langsung naik ke nomor 1.060 per saham alias 24,7 persen. BUKA ditransaksikan sebanyak 983 kali dengan volume saham nan beredar 223 juta unit. Adapun nilai transaksi tercatat mencapai Rp 236 miliar.
Iklan
Pada kuartal I 2023, Bukalapak mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 1 triliun pada kuartal I 2023 dari untung bersih sebesar Rp14.549 miliar pada kuartal I 2022, sedangkan kerugian operasional Bukalapak membukukan sebesar Rp1.177 miliar. Adapun kondisi ini sangat kontras dibanding perolehan kuartal I 2022, di mana Bukalapak membukukan untung bersih Rp 14,6 triliun.
Pada kuartal I 2022 Bukalapak memang sempat membukukan untung nilai investasi nan belum dan sudah terealisasi sebesar Rp15,5 triliun. Namun, pada kuartal I 2023 nilai investasi nan belum dan sudah terealisasi itu turun drastis hingga menjadi rugi Rp 1 triliun.
Pada Oktober 2024, Bukalapak bakal menghentikan aktivitas sekaligus menutup sejumlah lini upaya alias anak upaya dalam waktu dekat. Aksi korporasi ini juga diakui bakal berakibat pada tenaga kerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam lini upaya nan bakal ditutup itu.
“Pelaksanaan Rencana Aksi Korporasi tersebut bakal berakibat kepada sejumlah tenaga kerja di seluruh ekosistem upaya Perseroan,” kata Cut Fika dalam keterangannya di Keterbukaan Informasi dalam situs Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Usai mengeksekusi tindakan ini, Cut Fika mengatakan Bukalapak bakal konsentrasi menjalankan sekaligus mengembangkan segmen upaya inti. Senyampang, Bukalapak bakal lebih ramping dan efisien agar menciptakan nilai di seluruh segmen upaya nan tersisa.
Bukalapak saat ini tetap mencatatkan rugi upaya Rp 1,32 triliun alias naik 2,12 persen secara tahunan dibandingkan pada 2023 sebesar Rp 1,28 triliun. Meskipun terdapat pertumbuhan pendapatan di masa lalu, CEO Bukalapak, Willix Halim mengatakan biaya operasional telah meningkat melampaui kontribusi pendapatan di beragam segmen bisnis. “Kami telah berupaya untuk konsentrasi pada optimasi operasional dan menjaga disiplin finansial guna menghadapi tantangan ini,” kata dia.
ANANDA RIDHO SULISTYA | HANIFAH DWIJAYANTI | MUHAMMAD HENDARTYO | EKO WAHYUDI | ADIL AL HASAN
Pilihan editor: Bukalapak Terseok: Akan Tutup Anak Usaha hingga Rencana PHK Karyawan