Koalisi Mitsubishi Motors dengan Nissan-Honda untuk Kendaraan Listrik, Siap Hadapi Tesla dan Produk China

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Mitsubishi Motors dikabarkan bakal berasosiasi dengan kemitraan Nissan-Honda nan baru terbentuk pada Maret 2024. Aliansi ini berfokus pada pengembangan kendaraan listrik dan perangkat lunak AI. Laporan Nikkei Asia mengatakan, kerja sama ini bakal mengkonsolidasikan pasar domestik dalam persaingan pasar mobil listrik. Lantas, apa argumen Mitsubishi berasosiasi dengan Nissan-Honda?

Aliansi ini merupakan respons untuk menghadapi persaingan dari Tesla dan produsen mobil listrik China. Menurut laporan Nikkei Asia, Tesla dan kreator mobil Tiongkok berinvestasi besar-besaran pada kendaraan listrik. Kondisi ini menjadikan kreator mobil Jepang tidak dapat bersaing dalam perihal skala dan rantai pasokan. Pergeseran besar itu juga mendorong reorganisasi besar-besaran, termasuk sektor lain di Jepang.

Bersatunya tiga perusahaan ini bakal dapat memangkas biaya R&D nan mengenai dengan kendaraan listrik secara signifikan. Mereka juga dapat menghemat duit dengan menstandarisasi perangkat lunak mengenai AI di mobil mereka. Lebih jauh lagi, mereka dapat memperluas jejeran produk masing-masing dengan melakukan kesepakatan OEM di area seperti powertrain PHEV dan mobil kei.

Lebih lanjut, laporan lain menyatakan bahwa Mitsubishi telah menandatangani NDA dengan Honda dan Nissan untuk memulai kerjasama nan lebih luas. Tak lama setelahnya, saham Mitsubishi naik 6,3 persen, menurut Reuters. Nissan juga mengalami peningkatan sebesar 2,8 persen, sementara Honda memperoleh 2,6 persen.

Masih menukil dari Reuters, dorongan aliansi muncul ketika Nissan terus kehilangan pangsa di dua pasar terbesarnya, Amerika Serikat dan Tiongkok. Kedua negara tersebut menyumbang separuh dari penjualan dunia Nissan pada tahun ini. Karena itu, kerjasama terpisah antara Nissan, Honda, dan Mitsubishi Motors dapat membantu produsen mobil Jepang memangkas biaya. 

Selain itu, aliansi tersebut bakal memperkuat persaingan kendaraan listrik, nan didominasi oleh perusahaan BYD Tiongkok. Pasalnya, merek-merek Jepang di Tiongkok kudu menghadapi produsen mobil dalam negeri. Terlebih, mereka dengan sigap meningkatkan produksinya. Serta memenangkan hati konsumen dengan kendaraan berbobot murah nan dilengkapi dengan perangkat lunak.

Perlu dicatat bahwa Nissan dan Mitsubishi sebelumnya telah bekerja sama. Pada 2022, Nissan dan Mitsubishi bekerja-sama untuk memproduksi Kei Car dengan tenaga listrik untuk pasar Jepang. Dalam peluncuran pertamanya, mobil listrik mungil ini banyak diminati konsumen. Jauh sebelumnya, kedua produsen mobil tersebut telah meluncurkan Kei Car sejak 2011 lampau melalui perusahaan patungan NMKV. Namun, Kei Car tersebut tetap menggunakan mesin combustion engine.

Melalui program elektrifikasi, kedua raksasa otomotif Jepang tersebut menghadirkan Nissan Sakura dan Mitsubishi eK X EV. Produksi kedua mobil tersebut diperkirakan meningkat menjadi 20 persen pada 2023. Sejak membuka pemesanan, mobil listrik ini sudah dipesan kurang lebih 35.000 unit. Bahkan Nissan dan Mitsubishi terhitung telah menyumbang 50 persen pasar kendaraan listrik di Jepang pada periode April hingga Agustus 2022.

Mobil kerjasama milik Nissan tersebut dijual dengan nilai terjangkau mulai 2.333.100 yen alias Rp 246 juta. Sedangkan mobil listrik Mitsubishi dijual mulai 2.398.000 yen alias setara dengan Rp 253 juta. Nissan Sakura ini mengusung mobil listrik nan bisa menghasilkan tenaga 47 kW dan torsi 195Nm. Mereka mengambil teknologi pengembangan Leaf selama lebih dari satu dekade. Mobil listrik ini diklaim bisa berakselerasi dengan sigap dan stabil.

Dikutip dari Antara, Nissan Motor Co disebut setuju berasosiasi dengan Mitsubishi Motors Corp pada September 2019. Menurut seorang sumber, sebagaimana laporan dari Kyodo, upaya itu menghindari pengaruh pemegang saham utama, Renault SA. Rencana tersebut membikin Mitsubishi mengakuisisi hingga 22 persen dari 43 persen saham Renault di Nissan. 

Namun, segalanya terhenti tiba-tiba setelah pengunduran diri presiden Nissan pada saat itu lantaran menerima bingkisan pelaksana nan dibayar lebih. Disamping itu, Nissan memasuki ikatan komprehensif dengan Mitsubishi Motors pada 2005. Nissan mengakuisisi 34 persen saham di Mitsubishi Motors pada 2016.

Kolaborasi antara Nissan, Honda, dan Mitsubishi bukanlah trio Jepang pertama nan terbentuk tahun ini. Sebelumnya ada Toyota nan berbareng Suzuki, Subaru, dan Mazda sudah menjalin kerja sama untuk pengembangan kendaraan listrik masa depan, dikutip dari Blackxperience.com.

KHUMAR MAHENDRA  | RAFIF RAHEDIAN | ASIA-NIKKEI | REUTERS | BLACKXPERIENCE.COM

Pilihan Editor: Nissan dan Mitsubishi Berkolaborasi Hadirkan Mobil Listrik Harganya Rp 250 Jutaan

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis