Kolong Kota: Pudar Gerlap Jakarta

Jakarta jadi tempat bagi banyak orang untuk menggantungkan mimpi-mimpi, kesuksesan dan kebahagiaan.

Namun, rupanya, saat mimpi sukses diraih, kebahagiaan tak serta-merta datang. Di Jakarta, kota metropolitan, kebahagiaan kerap hanya utopia.

Dengan segala hiruk pikuknya, Jakarta malah menjelma jadi tempat ‘gersang’. Terbesit hidup di desa jauh lebih romantis dengan kesederhanaan dan ketenangan.

Beban Jakarta sudah terlalu berat dengan statusnya sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, hingga pusat perdagangan dan jasa.

Imbasnya, Jakarta terkenal sebagai kota termacet nomor tujuh di bumi jika merujuk pada The TomTom Traffic Index.

Membayangkan Jakarta bukan lagi ibu kota negara, mengembalikan jakarta pada corak awalnya, tanpa gedung-gedung menjulang, tanpa riuh dan hingar bingar.

Ada sekitar 11,34 juta manusia nan penuh pengharapan pada Jakarta. Apa mereka perlahan bakal menghilang, mencari primadona baru nan jauh disana?

Jakarta kehilangan status sebagai ibu kota negara Republik Indonesia sejak 15 Februari 2024 lalu. Hal itu merupakan implikasi dari penyelenggaraan Undang-undang (UU) No.3/2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN).

Kolong kota kali ini saya membayangkan gedung dan monumen pindah dan hilang,manusia-manusia tak lagi menjadikan Jakarta sebagai tempat nan penuh harapan.