Kredit Bank Mandiri Tumbuh 11 Persen, Salurkan Rp 1.764 Triliun

Sedang Trending 3 jam yang lalu

BANK Mandiri mencatat penyaluran kredit hingga akhir September 2025 mencapai Rp 1.764 triliun alias tumbuh 11 persen year on year. Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan, secara keseluruhan, keahlian Bank Mandiri terjaga dengan baik di triwulan III 2025.

“Pertumbuhan angsuran nan baik tersebut didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak ketiga (DPK) alias biaya masyarakat nan kuat,” kata Novita dalam konvensi pers daring Paparan Kinerja Kuartal III 2025 Bank Mandiri, Senin, 27 Oktober 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Per akhir September 2025, DPK Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 1.884 triliun alias tumbuh 13 persen year on year.

Selain itu, kata Novita, penyaluran angsuran konsolidasi turut didorong oleh posisi pertumbuhan angsuran wholesale dan angsuran retail. Adapun angsuran wholesale tumbuh 14,7 persen year on year alias mencapai Rp 982 triliun. Sementara angsuran retail tumbuh 4,58 persen year on year alias mencapai Rp 403 triliun.

Novita menyatakan bahwa Bank Mandiri konsisten dalam menjaga kualitas angsuran dengan memegang teguh prinsip kehati-hatian. “Yang tercermin dari rasio angsuran bermasalah alias rasio Non-Performing Loan (NPL) bank-only nan terjaga dengan baik di level 1,03 persen,” ucap dia.

Di level nasional, Bank Indonesia (BI) mencatat angsuran perbankan pada September 2025 tumbuh 7,7 persen secara tahunan. Angka ini sedikit meningkat dibandingkan pada Agustus 2025 nan tumbuh 7,56 persen year on year. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan posisi tersebut menunjukkan bahwa permintaan angsuran tetap belum kuat.

“Permintaan angsuran belum kuat, dipengaruhi oleh sikap pelaku upaya nan tetap wait and see, optimasi pembiayaan internal oleh korporasi, dan suku kembang angsuran nan tetap relatif tinggi,” kata Perry dalam konvensi pers daring pada Rabu, 22 Oktober.

Perry menjelaskan, permintaan angsuran nan tetap minim itu tercerminkan dari akomodasi pinjaman nan belum dicairkan alias undisbursed loan.

Pada September 2025, nilai undisbursed loan mencapai Rp 2.374,8 trilun alias setara 22,54 persen dari plafon angsuran nan tersedia. Undisbursed loan ini utamanya berasal dari segmen korporasi dengan kontribusi utama dari sektor perdagangan, industri, dan pertambangan, serta dengan jenis angsuran modal kerja.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis