Kritik Tanggul Laut Semarang, Walhi Jateng Minta Pemerintah Kembalikan Ekosistem Mangrove

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Tengah alias Walhi Jateng mengkritik proyek pembangunan tanggul laut di Semarang Utara, Jawa Tengah lantaran dinilai bakal memperparah amblesan tanah (land subsidence). Sebagai gantinya, Walhi Jateng meminta pemerintah mengembalikan ekosistem mangrove di wilayah itu.

“Kami mengharap satu solusi pengembalian ekosistem mangrove sebagai tembok alami dari wilayah pesisir untuk terhindar dari abrasi,” ujar Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jateng, Iqbal Alghofani, saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan, dikutip Minggu, 23 Juni 2024.

Sayangnya, solusi mangrove sebagai tembok alami tak dihiraukan oleh pemerintah. Alih-alih memperkuat ekosistem mangrove, Iqbal mengatakan pemerintah justru bakal membabat 46 hektare magrove untuk membangun tanggul laut. “Mengganti alam rimba mangrove menjadi tanggul itu jelas menurut saya sangat tidak tepat,” kata dia.

Pembangunan tanggul laut diprediksi hanya bakal memberi faedah dalam jangka pendek di Kelurahan Tambakrejo. Namun dengan begitu, dia menilai banjir rob justru bakal berakibat ke wilayah lain. Karena itu, dia mengatakan solusi mengatasi banjir rob kudu berkarakter eco-region, tidak terbatas pada wilayah tertentu

Pemerintah, kata dia, tidak bisa main-main dalam menangani persoalan pesisir ini. Menurut dia, pemerintah kudu mempunyai beragam pertimbangan, misalnya tentang kondisi amblesan tanah dan konteks kehidupan wilayah pesisir, khususnya nelayan.

Ia menuturkan menarik partisipasi penduduk merupakan perihal paling krusial dalam menangani persoalan pesisir. Sebab, penduduk warga mempunyai langkah sendiri untuk menangani persoalan secara lokal. “Tidak bisa satu obat untuk menyelesaikan semua penyakit,” kata dia. Misalnya dalam menangani amblesan tanah dan abrasi, setiap wilayah memilki kasus unik masing-masing.

Iklan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi sebelumnya menyatakan proyek tanggul laut nan telah menelan anggaran Rp 386 miliar itu bisa sekaligus menata kampung nelayan di pesisir pantai utara Jawa Tengah. Namun, Kepala Negara belum bisa membeberkan efektivitas tanggul itu. Pasalnya, proyek pembangunan belum rampung.

"Saya kira, dalam jangka 30 tahun, minimal, bisa menahan rob nan terjadi," kata Jokowi ketika meninjau proyek itu, Senin, 17 Juni 2024.

HAN REVANDA PUTRA | RIRI RAHAYU

Pilihan Editor: Cerita Warga Kampung Nelayan Tambak Lorok Habiskan Puluhan Juta Rupiah demi Selamatkan Rumah dari Rob

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis