Jakarta, CNN Indonesia --
Program Lapor Mas Wapres nan diluncurkan oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menuai polemik. Tak sedikit kalangan merespons pro kontra terhadap posko kejuaraan di Istana Wapres tersebut.
Lewat program itu penduduk bisa langsung datang langsung ke posko pengaduan di Istana Wapres untuk melaporkan masalah alias keluhannya. Posko ini beraksi setiap Senin sampai Jumat pukul 08.00-14.00 WIB.
Selain posko, penduduk juga bisa menyampaikan keluhan melalui nomor WA 08111-704-2207.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua laporan nan masuk itu bakal dikelola dan dipelajari oleh Sekretariat Wakil Presiden Sapto Harjono untuk kemudian dikoordinasikan lebih lanjut dengan kementerian/lembaga hingga Pemda mengenai nan membawahi persoalan tersebut.
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo mengatakan program Gibran ini patut diakui sebagai sebuah terobosan nan sukses mencuri perhatian publik luas.
"Yang pertama kita perlu apresiasi dulu, lantaran ini terobosan untuk bisa menampung keluhan alias masalah dari masyarakat," kata Karyono saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (13/11).
Namun, kata Karyono, program 'Lapor Mas Wapres' itu bisa jadi gimik semata jika tak ada solusi alias penyelesaian atas laporan nan disampaikan warga.
"Bisa jadi gimik jika rupanya enggak ada solusi nan diberikan. Jadi ini kudu kita lihat dulu gimana penyelesaian dari laporan nan disampaikan oleh warga," ujarnya.
Karyono menyebut paling tidak dalam 100 hari kerja pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran, bakal terlihat gimana efektivitas dari program tersebut.
"Karena jika jadi hanya sekadar menampung laporan saya kira tidak efektif juga," ujarnya.
Sementara pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi menyebut perlu ada pertimbangan dari publik mengenai penyelenggaraan program 'Lapor Mas Wapres' tersebut.
Kata Asrinaldi, perihal ini perlu dilakukan untuk memastikan apakah program tersebut betul dijalankan dengan baik dan efektif memecahkan masalah warga.
"Ini ada kudu pertimbangan paling tidak selama enam bulan sampai setahun ke depan, pertimbangan dari golongan masyarakat sipil alias publik," ucap dia.
Citra Publik
Asrinaldi menyampaikan program 'Lapor Mas Wapres' ini bisa jadi menjadi salah satu upaya Gibran untuk membentuk gambaran positif di mata masyarakat.
Pasalnya, selama ini sosok Gibran oleh sejumlah pihak dianggap tak layak dan tak mumpuni untuk duduk di bangku Wapres.
"Mungkin bisa jadi ini juga untuk membikin gambaran di hadapan publik," kata Asrinaldi.
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago pun menyampaikan ada kemungkinan Gibran mau membentuk gambaran dekat dengan masyarakat lewat program tersebut.
Ia juga menyebut bisa jadi Gibran mau meniru sosok ayahnya sekaligus Presiden RI ke-7, Joko Widodo nan dekat dengan masyarakat. Bahkan, kerap turun langsung berjumpa dengan masyarakat.
"Bisa jadi Gibran mau menunjukkan bahwa dirinya ini dekat dengan masyarakat," ucap Arifki.
Selain itu, kata Arifki, lewat program 'Lapor Mas Wapres' itu Gibran juga mau menunjukkan dirinya berbeda dengan deretan wapres sebelumnya.
"Mungkin Gibran mau membedakan dirinya dengan wapres-wapres sebelumnya, makanya dia membikin terobosan lewat program itu," katanya.
Eksekusi Sulit
Di sisi lain, Karyono menyebut proses untuk mencari solusi alias penyelesaian dari masalah nan dilaporkan lewat 'Lapor Mas Wapres' juga tak bakal mudah.
Sebab, Gibran mesti kudu berkoordinasi dengan beragam kementerian dan lembaga. Termasuk, berkoordinasi dengan Prabowo selaku presiden.
"Saya kira eksekusinya juga tidak mudah, lantaran kudu berkoordinasi dengan banyak kementerian. Gibran juga kudu berkoordinasi dengan presiden jika itu menyangkut masalah kebijakan," tutur Karyono.
Hal serupa juga disampaikan Arifiki. Pasalnya, lingkup persoalan nan dikeluhkan penduduk tentunya mencakup beragam aspek.
Kata Arifki, ini berbeda saat Gibran menjabat sebagai Wali Kota Solo, di mana lingkup birokrasi tak terlalu luas.
"Saya pikir bisa saja terjadi tumpang tindih antar kementerian untuk menangani laporan tersebut," ucap dia.
Kritik publik
Bagaimanapun program Lapor Mas Wapres Gibran ini telah memicu polemik di ranah publik. Bahkan media asing seperti CNA pun turut mempertanyakan program Gibran ini sebagai sesuatu nan 'membantu alias aneh?'.
Tak sedikit warganet di media sosial yang mengkritisi program Lapor Mas Wapres lantaran menganggap Gibran seharusnya konsentrasi bekerja pada hal-hal strategis dan skala nasional. Sebab, urusan mikro seperti itu pada dasarnya sudah ada mekanismenya di tiap daerah.
Mantan personil DPR Akbar Faizal mengkritik program Gibran tersebut.
Menurutnya, selaku Wapres Gibran semestinya berpikir lebih besar dan bertindak lebih taktis, seperti membikin tolak ukur nan jelas bagi tiap kementerian untuk bekerja dengan sasaran capaian nan ditetapkan.
"Enggak kocak kan jika separuh rakyat Indonesia datang mengadu. Saya enggak tahu apakah Anda sadari rakyat penuh dengan masalah saat ini dan butuh pertolongan negara, terutama soal keadilan norma dan ekonomi," ujar Akbar Faizal di akun Twitter miliknya.
[Gambas:Twitter]
(dis/gil)
[Gambas:Video CNN]