Lifting Minyak Gagal Penuhi Target, Neraca Perdagangan Migas Terancam Terus Defisit

Sedang Trending 6 hari yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dan pengamat daya Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, memprediksi neraca perdagangan migas bakal terus mengalami defisit ke depan. Fahmy menyebutkan, defisit bakal kembali terjadi lantaran secara historis, neraca perdagangan migas memang sudah sering mengalami defisit.

“Berdasarkan info historis nan ada, saya perkirakan defisitnya bakal terus terjadi gitu ya, tidak bakal ada perbaikan terhadap neraca perdagangan migas tadi,” kata Fahmy ketika dihubungi pada Ahad, 17 November 2024.

Menurut Fahmy, perihal ini disebabkan lifting alias eksplorasi minyak di Indonesia nan sudah sekian lama tidak pernah mencapai target. Menurunnya produksi minyak ini kemudian ikut membikin menurunnya nomor ekspor minyak nan kemudian membikin neraca perdagangan migas ikut menjadi defisit.

Defisit perdagangan sektor migas pada Oktober 2024 sendiri mencapai US$ 2,32 miliar alias mengalami kontraksi sebesar 1,84 persen secara tahunan alias year on year (yoy). Sementara di sisi lain, kata Fahmy, impor terhadap migas terus menanjak naik, terutamanya Bahan Bakar Minyak (BBM) serta Liquefied Petroleum Gas (LPG) alias gas elpiji.

“Karena ekspor dari migas itu, itu minimal tetap gitu ya, apalagi ada sedang turun. Sementara untuk impornya BBM dan gas LPG tadi itu bakal selalu meningkat, maka tidak bisa diharapkan lagi gitu ya penghasilan negara dari migas tadi,” ucapnya.

Fahmy sendiri menilai sudah tidak lagi angan untuk terus menggantungkan sumber pendapatan negara dari sektor minyak dan gas bumi (migas). Hal ini, kata Fahmy, diakibatkan sasaran lifting minyak nan tidak kunjung tercapai.

“Itu mengindikasikan bahwa Indonesia tidak bisa lagi berambisi pendapatan dari migas,” ujar Fahmy lewat sambungan telepon.

Diketahui hingga 8 Oktober 2024, produksi minyak bumi Indonesia mencapai 563.485 barel per hari (bph). Angka ini lebih rendah dari sasaran APBN 2024 sebesar 635.000 bph. Sementara itu, produksi gas bumi Indonesia tercatat sebesar 6.930 million standard cubic feet per day (MMSCFD), melampaui sasaran tahun ini sebesar 5.785 MMSCFD.

Rizky Yusrial ikut berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis