Luhut Sebut Jokowi Setuju Bentuk Family Office di Indonesia, Apa Lagi Itu?

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi sudah menyetujui pembentukan family office di Indonesia. Menurut Luhut, family office perlu dibentuk di Tanah Air mengingat tingginya permintaan. Banyak family kaya di luar negeri, kata Luhut, tertarik menyimpan uangnya di Indonesia.

“Saya bilang ‘bapak presiden jika bapak setuju kita coba di sini’. (Jokowi bilang) ‘setuju Pak Luhut,” katan Luhut di MINDialogue CNBC Indonesia, Jakarta, Kamis, 20 Juni 2024.

Luhut menjelaskan, nan terpenting dari pembentukan family office adalah agar duit orang kaya ada di Tanah Air. Dengan demikian, devisa negara menjadi kian kuat. Di sisi lain, kepercayaan bumi terhadap Indonesia bakal semakin baik. Family office, kata Luhut, saat ini sudah ada di Singapura, Hong Kong, dan Abu Dhabi, nan bisa menjadi rujukan Indonesia.

“Kalau mereka bisa buat, kenapa kita tidak. Kan itu menguntungkan republik (Indonesia),” ujar Luhut.

Apa itu Family Office?

Dilansir dari Investopedia, family office alias “kantor keluarga” adalah perusahaan swasta nan menangani manajemen investasi dan manajemen kekayaan untuk family kaya. Umumnya family nan mempunyai aset nan dapat diinvestasikan setidaknya 50 sampai 100 juta dolar. Tujuannya untuk menumbuhkan dan mentransfer kekayaan secara efektif antar generasi.

Selain itu, family office juga dapat menangani tugas-tugas seperti mengelola staf rumah tangga, membikin pengaturan perjalanan, pengelolaan properti, aktivitas akuntansi dan penggajian sehari-hari. Kemudian juga pengelolaan urusan hukum, jasa manajemen keluarga, tata kelola keluarga, pendidikan finansial dan investor. Serta koordinasi filantropi dan yayasan swasta, dan perencanaan suksesi.

Iklan

Adapun family office beroperasi seperti korporasi alias perseroan terbatas, dengan pejabat dan staf pendukung. Petugas diberi kompensasi sesuai kesepakatan mereka dengan keluarga. Biasanya dengan insentif berasas untung alias untung modal nan dihasilkan oleh kantor. Selain itu, family office sering kali dibangun berasas aset inti nan dikelola secara profesional.

Ada kalanya family office mungkin berinvestasi dalam ekuitas swasta, kesempatan modal ventura, biaya lindung nilai, dan real estat komersial. Dewasa ini banyak family office beranjak ke biaya lindung nilai untuk menyelaraskan kepentingan berasas tujuan penilaian akibat dan keuntungan. Sementara itu beberapa family office tetap pasif dan hanya mengalokasikan biaya kepada manajer luar.

Perlu tidaknya seseorang mempunyai family office sebenarnya berjuntai pada tingkat dan kompleksitas kekayaannya, serta tuntutan kekayaan nan dibebankan pada keluarganya. Situasi tertentu mungkin memerlukan beragam, alias tim, ahli nan mempunyai akses terhadap sumber daya berbobot tinggi nan dapat mengatasi daftar panjang persoalan penting.

Secara sekilas family office mirip dengan firma penasihat kekayaan. Perusahaan penasihat kekayaan memang dapat menawarkan beberapa jasa nan ditawarkan oleh family office, seperti manajemen portofolio dan manajemen investasi. Namun, firma penasihat kekayaan biasanya mempunyai banyak pengguna nan berbeda. Sementara family office berfokus pada satu pengguna alias beberapa jika itu adalah multi-family office.

Pilihan Editor: Luhut Soal Anggaran Program Makan Bergizi Gratis, Prabowo: Bertahap Mulai dari Rp 20 Triliun

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis