Main-main Pansel Seleksi Calon Pimpinan KPK

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

ANALISIS

CNN Indonesia

Jumat, 09 Agu 2024 09:05 WIB

Ramai kritik nan dilayangkan kepada pansel calon ketua dan personil Dewas KPK lantaran nama-nama bermasalah seperti Nurul Ghufron tetap lolos. Sebanyak 190 kandidat calon ketua KPK dan 102 personil Dewas KPK tersisih lantaran tidak lulus tes tulis. Saat ini masing-masing posisi menyisakan 40 orang kandidat. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 190 kandidat calon ketua KPK dan 102 personil Dewas KPK tersisih lantaran tidak lulus tes tulis. Saat ini masing-masing posisi menyisakan 40 orang kandidat.

Mereka selanjutnya diwajibkan mengikuti tahap penilaian profil alias profile assesment nan bakal diselenggarakan pada 28 dan 29 Agustus 2024. Hasil uji ini bakal diumumkan pada 10 September 2024.

Untuk kategori capim KPK, sebanyak 16 kandidat alias 40 persen berlatar belakang abdi negara penegak norma baik nan tetap aktif maupun purnatugas. Delapan orang merupakan personil dan mantan Polri; empat orang jaksa; dan empat orang hakim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan 24 orang lainnya terdiri dari akademisi, pejabat dan mantan pejabat publik, hingga internal KPK.

Indonesia Memanggil (IM57+) Institute, organisasi nan konsentrasi pada rumor antikorupsi buatan mantan pegawai KPK nan disingkirkan Firli Bahuri Cs lewat asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), menilai tetap ada calon bermasalah nan diluluskan pansel.

Ketua IM57+ Institute M. Praswad Nugraha menilai seleksi tertulis semestinya bisa merepresentasikan pengetahuan atas pengalaman pemberantasan korupsi nan dilakukan.

Dalam perihal ini Praswad mengkritik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron nan kandas dalam memberantas korupsi tetapi tetap dinyatakan lulus tes tertulis.

"Adanya calon-calon nan kandas menjalankan misi selama 5 tahun menjabat seperti Nurul Ghufron semestinya menjadi ukuran bagi pansel dalam mengukur jawaban tes tertulis nan berkarakter jawaban terbuka," ujar Praswad kepada CNNIndonesia.com, Kamis (8/8) malam.

Praswad nan merupakan mantan interogator KPK ini menganggap pansel seolah-olah lebih mementingkan aspek formil dibandingkan materiel dari jawaban-jawaban nan diberikan. Hal itu dibuktikan dengan meluluskan kandidat nan jelas kandas dalam memimpin lembaga antikorupsi.

"Pesimisme menjadi semakin mengemuka atas kondisi ini sehingga membikin publik tidak percaya bakal menghasilkan ketua nan bisa memberikan gebrakan," kata dia.

Poin berikutnya Praswad menyoroti komposisi kandidat berlatar abdi negara penegak norma baik dari Kepolisian, Kejaksaan maupun Pengadilan. Padahal, sasaran KPK adalah katalisator dalam penegakan norma lembaga lain.

"Menjadi pertanyaan, sejauh mana pansel memandang independensi penegakan norma KPK ke depan andaikan nyaris seluruh ketua KPK adalah penegak norma dari lembaga lainnya," ujarnya.

Praswad meyakini upaya mengembalikan kepercayaan publik terhadap KPK tidak bakal tercapai dengan memandang pola seleksi saat ini.

"Artinya andaikan style bekerja pansel tetap seperti ini, maka bakal semakin jauh angan pengembalian KPK ke jalur sesungguhnya," katanya.

Sebelumnya terdapat empat personil IM57+ Institute nan lolos seleksi manajemen dan mengikuti tes tertulis. Mereka atas nama Harry Muryanto selaku mantan Deputi Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat (PIPM) KPK; mantan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) KPK Giri Suprapdiono.

Mantan Kepala Training Pusat Edukasi Antikorupsi (ACLC) Hotman Tambunan; dan mantan Kepala Bagian Rumah Tangga KPK Arien Marttanti Koesniar. Namun, hanya Giri nan dinyatakan lolos dan wajib mengikuti tes berikutnya.


Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional