Marak Penyelundupan, Pengusaha Kesulitan Mendapat Benih Lobster

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Masih maraknya penyelundupan bibit cerah lobster alias BBL membikin pembudidaya lokal kesulitan mendapat benih. Penasihat Himpunan Pembudidaya Ikan Laut Indonesia, Effendy Wong, berambisi pemerintah tidak hanya melakukan penindakan tapi memberi kepastian lewat subsidi. "Selama ini penyelundup nan membikin nilai tinggi sehingga menyulitkan pembudidaya lokal," ujarnya saat dihubungi Sabtu, 18 Mei 2024.

Effendi nan juga merupakan pengusaha budidaya lobster mengatakan penyebabnya para pelaku ekspor terlarangan tidak mempunyai patokan pasar lantaran mereka bekerja perorangan, sehingga menawar nilai tinggi. "Mereka saling bersaing juga," kata dia.

Ia mengatakan, sebelum ada peran pemerintah mengatur dengan jelas nilai bibit kepada pembudidaya dalam negeri maka budi daya lokal susah maju. Ia juga berambisi Badan Layanan Umum Perikanan Budidaya (BLUPB) nan dibentuk untuk mengelola bibit lobster nantinya dapat menyalurkan bibit kepada pembudidaya dengan nilai terjangkau dengan subsidi dari Pemerintah.

Sebelumnya Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 24 Tahun 2024. Harga Patokan Terendah Benih Bening Lobster di tingkat Nelayan ditetapkan hanya Rp 8.500. Namun para penyelundup bibit menjual bibit untuk ekspor terlarangan lebih dari nilai patokan tersebut.

Iklan

Benih cerah lobster selundupan dari Bogor Jawa Barat diduga dijual seharga Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu per ekor. Benih nan diamankan berjenis lobster pasir dan lobster mutiara. 

Direktur Pengawasan Sumber Daya Perikanan, Drama Panca Putra, mengatakan nilai bibit nan diatur dalam Keputusan Menteri merupakan nilai terendah di tingkat nelayan. Harga tinggi menurut dia tergantung demand dan supply-nya. "Permintaan di luar memang cukup tinggi, dan kita punya potensi bibit nan besar," ujarnya. 

Pilihan Editor: Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah nan Disorot Masyarakat

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis