TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyarankan agar PT Bank Tabungan Negara (BTN) untuk berganti nama. Ia mengatakan, BTN sebaiknya berganti nama menjadi Bank Perumahan Rakyat (BPR).
“Bank Tabungan Negara pak, saya minta pikirkan (namanya) menjadi Bank Perumahan Rakyat,” kata Maruarar Sirait, Jumat, 9 November 2024 di Jakarta Pusat.
Ia mengatakan, pergantian nama ini untuk bisa menunjukkan jati diri nan sesungguhnya dari Bank BTN. Maruarar alias berkawan disapa Ara ini menilai, jati diri dan substansi dari Bank BTN adalah pembiayan daripada perumahan alias properti.
“Bank Perumahan Rakyat menurut saya itu adalah jati diri. Daripada kita sering sekali pakai istilah nan tidak substansi, jika menurut saya jati diri BTN adalah perumahan,” ujar Maruarar Sirait.
Sementara itu, Direktur Bank BTN, Nixon LP Napitupulu, mengatakan bahwa sudah sejak lama konsentrasi dari Bank BTN adalah di sektor pembiayaan perumahan dan properti. Bank BTN, kata Nixon, sudah melayani Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sejak tahun 1976.
“KPR pertamanya adalah di Kota Semarang. Dan sejak itulah BTN konsentrasi di perumahan,” ucap Nixon.
Hingga kini, Bank BTN menurut Nixon sudah melakukan janji untuk sekitar 5,5 juta KPR. Baik nan melalui pembiayaan rumah subsidi, non-subsidi, pembiayaan KPR konvensional, maupun pembiayaan KPR syariah.
Nixon juga mengatakan, selama ini terdapat rumor nasional nan dimiliki oleh Indonesia mengenai dengan perumahan. Hal tersebut backlog alias kesenjangan kepemilikan rumah. Dimana saat ini 9,9 juta rumah tangga tidak alias belum mempunyai rumah, serta lebih dari 50% masyarakat miskin menghuni rumah tidak layak huni.
Oleh lantaran itu, kata Nixon, Bank BTN mendukung penuh program 3 juta rumah. nan masing-masing terbagi menjadi 1 juta rumah di wilayah perkotaan dan 2 juta rumah di area pedesaan alias pesisir.