CNN Indonesia
Selasa, 21 Jan 2025 09:06 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyatakan istilah 'ujian' dan 'zonasi' pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bakal dihilangkan dan diganti dengan sistem lain.
"Tak bocorin sedikit saja, kelak tidak bakal ada kata-kata ujian lagi. Kata-kata ujian tidak ada," kata Abdul Mu'ti dalam konvensi pers di Jakarta, Senin (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdul Mu'ti menyebut perihal nan sama juga bertindak pada sistem zonasi, istilah baru juga disiapkan sebagai penggantinya.
Namun, dia tetap enggan membocorkan. Mu'ti meminta seluruh pihak menunggu.
"Sekadar bocoran, kelak kata-kata zonasi tidak ada lagi, diganti dengan kata lain. Nah, kata lainnya apa? Tunggu sampai keluar," ujarnya.
Ia menyebut konsep mengenai pengganti ujian ini telah selesai dan bakal diumumkan beberapa waktu mendatang. Mu'ti membuka kans itu bakal diumumkan sebelum Hari Raya Idul Fitri 2025.
Lalu, mengenai PPDB tahun 2025, Mu'ti menyatakan keputusannya bakal diputuskan dalam sidang kabinet.
"Sudah kami serahkan hasil kajian Kementerian kepada Bapak Presiden melalui Seskab [Sekretaris Kabinet], sehingga kapan sistem ini diputuskan sepenuhnya kami menunggu pengarahan dan kebijaksanaan Bapak Presiden," ujarnya.
Ujian Nasional (UN) dan sistem zonasi kembali jadi perdebatan.Sejumlah pihak mendorong pemerintah kembali memberlakukan UN sebagai parameter kualitas siswa usai lulus jenjang pendidikan dasar. UN sendiri dihapus pada era Menteri Nadim Makariem.
Sementara mengenai sistem zonasi, sebagian pihak mendorong Menteri Pendidikan nan baru menghapus sistem tersebut.
Sistem zonasi adalah sistem mendaftar sekolah berasas kriteria kedekatan jarak rumah siswa dengan sekolah.
Sistem ini membikin tak ada lagi sekolah favorit. Faktor penentu masuk alias tidaknya siswa dilihat dari jarak rumah mereka ke sekolah. Semakin dekat jarak mereka, maka semakin terbuka untuk mendaftar di sekolah tersebut.
Namun sistem ini menuai polemik dalam prakteknya. Banyak orang tua siswa mengeluhkan sistem ini lantaran tetap rawan dimanipulasi. Ada banyak kasus orang tua siswa merekayasa kartu family dengan langkah menitip anak mereka pada family nan dekat dengan sekolah tertentu agar bisa diterima di sekolah tersebut.
(mnf/fra)
[Gambas:Video CNN]