TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto bakal mengejar kebocoran penerimaan negara dari pengusaha sawit nakal. Sebelumnya Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan presiden sudah mengantongi info pendapatan negara nan lenyap sebesar Rp 300 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah terus memantau info tanggungjawab nan kudu dibayar pengusaha. “Nanti kita monitor dulu,” ujar Airlangga ditemui di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat Senin, 28 Oktober 2024.
Meski begitu, Airlangga tidak merinci strategi bakal dilakukan pemerintah untuk menagih penerimaan dari pengusaha sawit lokal.
Sebelumnya, Hasim Djojohadikusumo mengatakan ada jutaan hektare area rimba nan diokupasi liar oleh pengusaha sawit nan tidak punya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan tidak mempunyai rekening bank di Indonesia.
Adik kandung Prabowo itu mengklaim, dalam waktu dekat para pengusaha itu bakal menyetor Rp 189 triliun pada tahap pertama. “Tapi tahun ini alias tahun depan bisa tambah Rp 120 triliun lagi, sehingga totalnya Rp 300 Triliun masuk ke kas negara,” ujarnya dalam aktivitas Dialog Ekonomi Kadin berbareng Pimpinan Dewan Kadin Indonesia, Rabu, 23 Oktober 2024 di Menara Kadin, Jakarta.
Iklan
Informasi tersebut mulanya didapat dari info Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hal itu dibenarkan Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh saat dikonfirmasi. Namun, Yusuf tetap enggan membeberkan rincian hasil temuan dari lembaganya. Begitu pula dengan nilai potensi penerimaan negara nan disebut Hashim lantaran tetap dalam proses audit.
Oyuk Ivani berkontribusi dalam penulisan tulisan ini
Pilihan Editor: Soal Anggur Shine Muscat Asal China Mengandung Residu, Wamen Kementan: Kita Lagi Cek