Menteri Amran Bantah Beras Mahal Akibat Bulog Gencar Serap Gabah

Sedang Trending 2 hari yang lalu

MENTERI Pertanian Amran Sulaiman membantah sasaran penyerapan tiga juta ton gabah petani oleh Perusahaan Umum Bulog menyebabkan kenaikan nilai beras.

“Ini salah paham, Pak Menko (Menteri Koordinator) selalu mengatakan lantaran Bulog menyerap banyak sehingga nilai naik,” kata Amran dalam agenda “Town Hall Meeting Satu Tahun Kemenko Pangan”, di Graha Mandiri, di Jakarta, Selasa, 21 Oktober 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Ia mengatakan, Bulog hanya menyerap 8 persen dari gabah petani; sedangkan 92 persen alias mayoritasnya dibeli oleh perusahaan swasta. “Kami tidak bisa kendalikan,” tutur Amran. 

Amran menuturkan hingga saat ini Bulog telah menyimpan sebanyak 4,2 juta ton beras. Dari jutaan ton stok tersebut, Amran mengungkapkan sebanyak 30 ribu ton beras di Bulog mengalami kerusakan. Menurut dia, sebelumnya tidak ada kasus kerusakan beras di Bulog. 

Ia menjelaskan kerusakan beras terjadi seiring melimpahnya jumlah komoditas tersebut di gudang. “Dulu tidak rusak lantaran berasnya tidak ada, kita impor,” kata dia. 

Pantauan Tempo pada panel nilai pangan tingkat konsumen di situs Badan Pangan Nasional pada Selasa, 21 Oktober 2025, nilai beras medium secara nasional tercatat Rp 13.860 per kilogram. Artinya, nilai beras lebih daripada nilai satuan tertinggi (HET) beras medium nan ditetapkan senilai Rp 13.500 per kilogram.

Sementara berasas zonasi, info Badan Pangan Nasional memperlihatkan area III nan terdiri dari Maluku dan Papua mengalami disparitas nilai lebih tinggi 5 persen dari HET. Adapun nilai beras di area III berkisar Rp 16.946 per kilogram.

Amran pun mengakui nilai beras tetap mahal di area III. Ia mengatakan telah menerjukan tim untuk mendatangi titik-titik dengan nilai beras nan tinggi.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis