Menteri Luhut Siap Bentuk Satgas untuk Tangani Perbaikan Investasi

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan sedang membentuk satuan tugas alias satgas nan bekerja menangani perbaikan investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi alias migas.

"Ya, kami lagi bikin task force (satgas) untuk memandang aturan-aturannya," di Jakarta Convention Center (JCC) di Kompleks Gelora Bung Karno, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu, 31 Juli 2024. Luhut menjelaskan itu seusai membuka International and Indonesia Carbon Capture and Storage (IICCS) Forum 2024 di JCC.

Dalam pidatonya, Luhut menyinggung adanya izin nan berbelitan perihal investasi di sektor hulu migas. Rumitnya izin tersebut mengakibatkan persetujuan kerja sama menjadi lambat dan akhirnya mempersulit investasi di sektor hulu migas. “Jodi sedang merevisi (regulasi). Kami berbincang dengan Kementerian Keuangan dan sebagainya,” ujar Luhut. Jodi nan dimaksud Luhut adalah Jodi Mahardi, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves.

Tak hanya menyangkut izin nan rumit untuk menggaet investasi, Luhut pun menyinggung soal insentif nan diberikan Indonesia. Menurut dia, insentif nan diberikan Indonesia tak sebagus insentif nan ditawarkan negara-negara di Afrika. “Afrika sudah memberikan (rasio bagi hasil) 60:40. Sedangkan kita tetap 85:15,” ucap dia.

Menurut dia, pilihan orang-orang berinvestasi bukan hanya Indonesia. Sebab itu, krusial bagi Indonesia melirik negara di sekeliling jika mau menjadi negara tujuan investasi. “Pokoknya aturan-aturan nan kita buat, pemberian insentif, itu kudu menarik buat orang-orang,” katanya.

Iklan

Dalam forum tersebut disoroti pentingnya penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dalam mencapai komitmen daya berkepanjangan dalam era di mana perubahan suasana menjadi ancaman dunia nan nyata, Indonesia terus menunjukkan komitmennya terhadap pengurangan emisi karbon melalui mengambil solusi inovatif dan berkelanjutan.

Kemenkon Marves menyebut teknologi CCS tidak hanya menjadi solusi secara teknis. Namun diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi, juga langkah strategis menuju masa depan nan lebih bersih dan berkelanjutan. Teknologi CCS dianggap menjadi salah satu solusi paling mencapai sasaran net zero emissions. Dengan menangkap dan menyimpan karbon dioksida sebelum dilepaskan ke atmosfer.

Menurut Luhut, di Indonesia saat ini telah mempunyai total 15 proyek potensial CCS dengan sasaran onstream pada 2026-2030. Dia juga menjelaskan soal investasi CCS di BP Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, dan Sunda Asri. "Kalau itu, ya investasinya itu 1,2 miliar dolar nan bisa didapat di sana," ucap dia.

Pilihan editor: Luhut: Proyek Penangkapan dan Penyimpanan Karbon bakal Diteruskan Pemerintahan Prabowo

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis