TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan merencanakan meningkatkan nilai minyak goreng MinyaKita dari nilai satuan tertinggi (HET) dianggap menyulitkan masyarakat kecil. Sejumlah konsumen meminta Zulkifli tidak meningkatkan nilai minyak goreng itu.
"Kalau bisa pemerintah tidak meningkatkan nilai MinyaKita. Tetap di nilai itu aja. Karena kami juga sedang kesulitan," kata Asnah, 63 tahun, saat ditemui sedang berbelanja di Pasar Raya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu, 22 Juni 2024.
Dia mengatakan, nilai MinyaKita di pasar saat ini terus naik. Baru-baru ini, menjelang Idul Adha, MinyaKita naik seribu rupiah. Sehingga nilai per liter di pasar sudah mencapai Rp 17 ribu. Sementara untuk bungkusan 2 liter dihargai Rp 32 ribu sampai Rp 34 ribu.
Dia memakai MinyaKita sejak minyak goreng ini muncul pertama kali di pasaran. Sebelum ada produk ini, dia awalnya menggunakan minyak goreng di jerigen. Namun minyak goreng di jerigen sekarang harganya melonjak hingga ratusan ribu.
"Kalau tukang jual beli kan bukan nyari nan bagus, tapi nilai agak miring (murah)," tutur wanita lansia nan menetap di Kompleks Sandratex, Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten, itu. Di sana, dia bekerja sebagai pedagang nasi uduk dan menjual gorengan tahu, tempe, dan bakwan itu. Pekerjaan dia sehari-hari menggoreng.
Menurut Asnah, jika pemerintah tetap meningkatkan nilai MinyaKita, itu bakal berakibat pada dagangannya. Termasuk mempertimbangkan nilai nasi uduk maupun jualan gorengan. "Harga makanan enggak mungkin tidak naik, kudu naik kan," tutur dia.
Watiah, 48 tahun, mengatakan tak setuju dengan rencana Zulhas—sapaan Zulkifli—menaikkan nilai MinyaKita. Bagi dia, nilai nan sekarang di pasaran itu pun sudah mahal. Awal muncul MinyaKita, kata dia, di musim pandemi, itu tetap diperoleh dengan nilai per liter Rp 12 ribu.
Sedangkan nilai minyak goreng subsidi itu saat ini harganya melonjak. Menurut di pasaran MinyaKita per liter seharga Rp 16-17 ribu. "Kalau ditanya setuju alias tidak setuju, kami tidak setuju nilai MinyaKita naik," kata dia kepada Tempo di Pasar Kebayoran Lama, Sabtu, 22 Juni 2024.
Dia mengatakan, saat ini bunyi masyarakat mini sudah tak didengar pemerintah. "Misalnya mau dinaikkin, kami sebagai rakyat mini mah emang udah gak punya kuasa apa-apa. Biar mau menjerit enggak bakal didengar," tutur wanita nan tinggal di Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu.
Iklan
Watiah mengkritik kebijakan pemerintah nan memberikan subsidi minyak goreng. Namun di sisi lain, bahan pokok juga dinaikkan. "Apa artinya ada subsidi jika bahan pokoknya justru dinaikkan. Itu sama sekali tidak membantu," kata dia, merespons rencana pemerintah meningkatkan nilai MinyaKita.
Menurut dia, ibu-ibu condong berurusan dengan bahan pokok. Jika nilai bahan pokok naik, itu sangat berdampak. Terutama dia sebagai pedagang nasi. Karena nilai MinyaKita nan naik bakal berakibat ke nilai dagangannya. "Itu bakal berasa banget," ucap dia, saat ditemui tengah berbelanja lengkuas, kunyit, untuk memasak dagangan nasinya.
Seorang pedagang sembako bercerita, MinyaKita tetap laku di pasaran. Di tempatnya, minyak goreng tersebut banyak diminati pembeli. Dia menjual MinyaKita seharga Rp 17 ribu. "Kemarin-kemarin hanya Rp 16 ribu," tutur Bayu Muhammad, saat ditemui sedang menjual dagangannya di kios.
Menurut Bayu, kenaikan nilai MinyaKita itu sudah naik sejak Idul Adha. Sebelumnya nilai minyak goreng nan dibungkus pada plastik cerah itu tetap dijual dengan nilai Rp 15 ribu. Belakangan minyak goreng nan tertulis nilai Rp 14 ribu di bungkusan berukuran 1 liter itu, dijual Rp 17 ribu.
Walau harganya naik, kata Bayu, tetap banyak konsumen membeli MinyaKita. Harganya tetap di bawah Bimoli dan Sunco. Bayu menjual dua jenis minyak goreng itu seharga 20 ribu per liter. "Di pasaran nilai MinyaKita pasti berubah," ucap dia, menanggapi rencana pemerintah meningkatkan MinyaKita.
Sebelumnya Menteri Zulhas mengatakan bakal meningkatkan nilai MinyaKita. Dia mengatakan, rencana meninggikan nilai minyak goreng itu direncanakan dinaikkan minggu depan. Saat ini pemerintah tetap berbincang perihal rencana kenaikan nilai MinyaKita. "(Harga naik) minggu depan,” kata Zulhas kepada wartawan di Hotel Westin Surabaya, Kamis, 20 Juni 2024.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu telah memberi sinyal bahwa HET MinyaKita per liter Rp 14 ribu bakal naik sebesar Rp 1.500, menjadi Rp 15.500. Menurut dia, kenaikan itu disebabkan nilai minyak goreng rakyat itu kudu menyesuaikan nilai tukar rupiah, nan sekarang merosot hingga Rp 16. 344 per dolar Amerika Serikat.
Pilihan Editor: FNKSDA Minta Nahdliyin Tidak Ikut PBNU Terima Izin Tambang